Timnas Gulat Indonesia Sudah Matangkan Teknik dan Strategi
Dalam pelatihan keras di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Cisaat, Sukabumi, tiga pekan waktu yang tersisa dimanfaatkan untuk pematangan taktik
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Hawa Sukabumi yang dingin meningkatkan semangat para pegulat pelatnas untuk berlatih lebih keras guna tampil optimal pada kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018.
Apalagi, waktu yang mereka miliki di Sukabumi relatif tinggal sedikit sebelum beranjak ke Perkampungan Atlet (Athlete Village) di Kemayoran, mulai pertengahan Agustus mendatang. Kompetisi gulat Asian Games sendiri dilangsungkan 19-22 Agustus di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan.
Dalam pelatihan keras di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Cisaat, Sukabumi, tiga pekan waktu yang tersisa dimanfaatkan untuk pematangan taktik dan strategi.
"Hari-hari ini dan kedepannya fokusnya ke taktik dan strategi, setelah sebelumnya ditempa fisik dan latihan teknik," ungkap Fathur Rahman, salah satu pelatih dari Timnas Gulat Asian Games Indonesia, Jumat (27/7/2018) dari ISTC, Sukabumi.
Fathur, mantan pegulat nasional asal Jatim, sudah lebih dari tiga bulan ini konsentrasi menangani enam pegulat gaya bebas putri.
Setelah menjalani pelatihan keras di Bulgaria, sejak medio April 2018, dengan serangkaian sparring melawan para pegulat putri dari Timnas Bulgaria, keenam pegulat putri pada pertengahan Juni melanjutkan latihannya di Lumajang dan kemudian Malang sebelum berkumpul kembali bersama ke-12 pegulat putra di ISTC.
"Sparring tentunya tetap kita lakukan, hanya fokusnya sekarang ini memang ke pematangan taktik dan strategi," jelas Fathur, seraya kembali mengurai kegembiraannya atas kemajuan pesat yang dialami para pegulatnya.
"Banyak kemajuan dari sebelum mereka berangkat ke Bulgaria," tutur pemilik Fathur Rachman Wrestling Camp di Lumajang, Jatim, itu.
Enam pegulat putri yang ditangani Fathur adalah Eka Setiawati (Jabar/48 kg), Dewi Ulfa (Kaltim/53 kg), Mutiara Ayu N (Jatim/58 kg), Dewi Atiya (Jabar/63 kg), Desi Sinta (Banten/69 kg), dan Ridha Wahdaniyati (Kalsel/75 kg). Sementara, enam pegulat gaya bebas putra ditangani pelatih Zulhaidir, yakni Eko Roni Saputra (Kaltim/57 kg), Ardiansyah D (Kaltim/65 kg), Rizky Darmawan (DKI Jakarta/74 kg), Fahriansyah (Kalsel/86 kg), Efriadi (Jambi/97 kg), Dimas Seto A (Jatim/125 kg). Sedangkan enam pegulat gaya grego putra dilatih oleh duet Edem Abduraiumov dan Buyamin, yakni Hasan Sidik (Jatim/59 kg), M.Aliansyah (Kaltim/66 kg), Andika Sulaeman (DKI Jakarta/75 kg), Lulut Gilang Saputra (Jatim/85 kg), Ashar Ramadhani (Kaltim/98 kg), dan Papang Ramadhani (Kaltim/130 kg).
Ivanov Stefan Ganchev, pelatih asal Bulgaria, membantu menangani enam pegulat gaya bebas putra. Ivanov Stefan Ganchev sudah bergabung di ISTC sejak Selasa (24/7) lalu.
Sementara itu, dua pegulat asal DKI Jakarta yakni Andika Sulaeman dan Rizky Darmawan, Jumat ini sudah bergabung ke ISTC. Andika baru bisa bergabung setelah menjalani terapi dari nyeri yang dirasakannya di bagian pinggang kanannya.
Rasa nyeri itu timbul setelah dia melakukan gerakan tertentu.
"Nyeri itu sudah saya rasakan sewaktu masih di Bulgaria, tetapi memang belum disempatkan dibawa ke rumah sakit karena disana prosedurnya ribet, jadi kalau nyerinya datang paling saya kompres pakai es," papar Andika.
Andika sudah beberapa kali menjalani terapi nyeri pinggang kanannya itu ke seorang terapis di kampus Indonesia Esa Unggul di bilangan Tomang, Jakarta Barat. Rontgen juga sudah dilakukan, untuk mengetahui kemungkinan adanya tulang pinggang yang patah, retak atau bergeser.
"Saya sudah rontgen di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Kemenpora di Cibubur, semuanya normal," kata Andika.
"Alhamdulillah di sana juga gratis, untuk semua atlet pelatnas," ujar pegulat gaya grego kelas 75 kg itu .
Andika Sulaeman juga mengakui adanya kemajuan yang dicapai dari latihan tiga bulan di Bulgaria.
"Teknik lebih bagus, sekarang ini 80 persen siap, tinggal pematangan saja" kata peraih medali emas di test event gulat Asian Games 2018 itu.