Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti Terhenti di Babak Awal
Pasangan ganda putri junior Indonesia terhenti di babak pertama World Championships 2018.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, NANJING - Pasangan ganda putri junior Indonesia terhenti di babak pertama World Championships 2018.
Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti tak dapat menahan laju wakil Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen, dengan skor 21-23, 18-21.
Ini merupakan kekalahan kedua Agatha/Fadia atas Piek/Seinen. Sebelumnya di Orleans Masters 2018, mereka juga tunduk dengan skor 21-17, 18-21, 16-21.
Agatha/Fadia sebetulnya sudah menguasai awal game pertama dengan unggul jauh 10-3. Namun sejak lawan mampu menyamakan kedudukan imbang 14-14, Agatha/Fadia tak dapat mengontrol jalannya permainan.
"Waktu tersusul poinnya itu, kami memang kehilangan fokus. Dari sini kami banyak kena serang terus oleh lawan," kata Fadia.
"Seharusnya waktu tersusul lawan itu kami tidak boleh kehilangan fokus. Di game kedua jadi terbawa, agak hilang fokusnya," tambah Agatha.
Fadia/Agatha tak puas dengan penampilan perdana mereka di turnamen elit seperti kejuaraan dunia. Saat ini Agatha/Fadia masih berstatus pemain junior, mereka juga kemungkinan besar akan bertanding di World Junior Championships 2018.
"Tidak puas karena kami merasa tidak bisa mengeluarkan kemampuan kami, hanya lima puluh persen saja yang keluar. Kalau dari segi mental, kami merasa tidak ada masalah, justru nothing to lose tapi tetap fight," tutur Fadia.
Meskipun harus angkat koper usai laga pertama, Agatha/Fadia menimba pengalaman dari laga hari ini.
"Kalau lawan pemain senior harus lebih fokus. Misalnya sudah unggul, tidak boleh kehilangan fokus, harus terus konsisten walaupun kita bikin salah dua-tiga poin, coba balik fokus lagi," kata Fadia.
Dengan tersingkirnya Agatha/Fadia, maka sektor ganda putri tinggal menyisakan tiga wakil yang baru akan bertanding besok, Rabu (1/8).
Mereka adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.