Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Fabrice Fairtex Delannon Petarung Terbaik yang Dimiliki Prancis Saat ini

Praktisi Muay Thai terkemuka “The Funky Drummer” Fabrice Fairtex Delannon merupakan salah satu petarung Prancis terbaik.

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Fabrice Fairtex Delannon Petarung Terbaik yang Dimiliki Prancis Saat ini
ist
Fabrice Fairtex Delannon 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi Muay Thai terkemuka “The Funky Drummer” Fabrice Fairtex Delannon merupakan salah satu petarung Prancis terbaik.

Pria berusia 36 tahun asal Guyana Prancis ini telah memenangkan gelar juara dunia di dua kelas yang berbeda, selain memenangkan sabuk kejuaraan emas dan perak serta tiga kali sebagai Juara Dunia MAX Muay Thai. Dengan rekor professional 55-10 yang berhasil diraihnya, tak heran jika Delannon bisa disebut sebagai seorang master dalam bidangnya tersebut.

Di ajang ONE: CONQUEST OF HEROES pada 22 September mendatang di Jakarta, Indonesia, Delannon kembali ke panggung ONE Championship untuk melawan rekan sesama master Muay Thai yang telah meraih enam kali gelar juara dunia, Yodpanomrung “The Lightning Knee” Jitmuangon asal Thailand. Mereka akan bertarung dalam laga ONE Super Series Bantamweight Muay Thai.

Sebelum Delannon menjadi seorang petarung seni bela diri, ia adalah seorang penggemar olah raga ini. Beranjak dewasa, Delannon menemukan inspirasi dari olah raga tinju dengan melihat kesuksesan yang diraih oleh sepasang nama besar di olah raga tinju.

“Saat saya muda, mereka adalah Roy Jones Jr. dan Mike Tyson,” ujar Delannon di website resmi ONE Championship.

“Saya masih berusia tujuh tahun saat melihat Tyson di TV, saat ia mempertahankan gelar juara dunianya. Hal itu menjadi inspirasi yang besar bagi saya,” ujarnya

Apresiasinya terhadap olah raga ini membawa Delannon memasuki sasana tinju pada usia 12 tahun. Hanya dalam dua tahun setelah mengenakan sarung tinju pertamanya, Delannon ikut serta dalam pertarungan amatir pertamanya.

Berita Rekomendasi

Hingga akhirnya, Delannon bertekad untuk menjadi yang terbaik di bidangnya.

“Saat saya berusia 15 tahun dan menjadi petinju amatir, saya bermimpi untuk menjadi juara dunia,” ujarnya.

Salah satu yang memicunya adalah ketika melihat salah satu atlet negaranya sukses meraih hal tersebut, yaitu Jacobin Yoma. “Saya melihat Jacobin Yoma melakukannya,” ujar Delannon.

“Saya melihatnya sukses dan meraih gelar juara dunia. Saya pikir, jika ia bisa melakukannya, maka saya pun bisa,” tekadnya.

Yoma adalah petinju kelas bulu super (super featherweight) yang mulai tahun 1989 hingga 1999, mencetak rekor tinju professional 40-11-3 dengan 21 kemenangan knockout (KO). Selama karirnya, Yoma merebut berbagai gelar regional termasuk juara EBU dan WBC.

Yang menyedihkan bagi Delannon, cedera sempat memisahkan antara dirinya dengan impiannya untuk menjadi juara dunia tinju. Meski begitu, semangat kompetitifnya terus berkobar di dalam diri Delannon, dan ia menemukan jalan tersebut di Muay Thai.

Segera, hal ini membawanya pindah ke Thailand, tempatnya berlatih saat ini, untuk sepenuhnya berkomitmen kepada Muay Thai. Sama seperti yang ia lakukan dengan bertinju, Delannon menemukan ikon-ikon di Muay Thai sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih baik dalam ilmu seni bela diri ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas