Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Ruang Lingkup BSANK tak Terbatas Pada Cabor Berprestasi atau Rekreasi kata Hani Hasjim

BSANK sukses menggelar kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi pelaksana akreditasi dan sertifikasi selama dua hari

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Ruang Lingkup BSANK tak Terbatas Pada Cabor Berprestasi atau Rekreasi kata Hani Hasjim
ist
Badan Standarisasi Akreditasi Keolahragaan Nasional (BSANK) sukses menggelar kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi pelaksana akreditasi dan sertifikasi selama dua hari pada Rabu dan Kamis di Hotel Twin Plaza, Jakarta Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Standarisasi Akreditasi Keolahragaan Nasional (BSANK) sukses menggelar kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi pelaksana akreditasi dan sertifikasi selama dua hari pada Rabu dan Kamis di Hotel Twin Plaza, Jakarta Barat.

Kegiatan ini tak hanya diikuti perwakilan dari cabang-cabang olahraga prestasi, namun juga representasi cabor rekreasi dan asosiasi.

Cakupan kegiatan BSANK memang tak sekadar cabor berprestasi, akan tetapi stakeholders olahraga pada umumnya.

Itu juga yang kembali ditegaskan oleh Hani Hasjim, salah satu komisioner BSANK yang menjadi penanggung-jawab kegiatan tersebut.

"Ruang lingkup BSANK tidak terbatas pada cabor saja, baik cabor berprestasi atau rekreasi, akan tetapi kesemuanya. Sayangnya sampai saat ini masih sedikit pelaku olahraga yang menyadari hal itu," ungkap Hani Hasjim saat menutup kegiatan tersebut, Kamis (18/10/2018) malam.

Hadi Wihardja dari PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia) mengakui peranan besar BSANK dalam membantu peningkatan pencapaian prestasi atlet di setiap cabor, dengan terus berupaya membuat organisasi cabor lebih sehat dan baik.

Namun demikian, Hadi Wihardja juga memahami jika keberadaan BSANK belum bisa diterima sepenuhnya oleh para pelaku olahraga.

BERITA TERKAIT

"Mungkin sulit untuk membuat seluruh cabor berprestasi bisa kooperatif dan menerima baik partisipasi BSANK untuk meningkatkan tata kelola organisasinya masing-masing, akan tetapi itu memang perlu waktu," ujar mantan atlet nasional angkat besi itu.

Dia juga menyebutkan tentang adanya sejumlah cabor yang perkembangannya sulit diterka pasca Asian Games XVIII/2018 baru lalu, karena cabor-cabor itu hanya dipertandingkan di Asian Games kemarin sementara tata kelola organisasinya belum menentu.

"Bagaimana nantinya nasib Sambo, Kabaddi, serta beberapa cabor lain yang dipertandingkan di Asian Games kemarin tetapi kedepannya belum menentu nasibnya," tutur Hadi Wihardja.

Salah satu fungsi utama BSANK adalah meningkatkan standar pengelolaan organisasi olahraga dan keolahragaan.

Diketahui ada 10 elemen dan kriteria kelayakan standar organisasi olahraga, yakni manajemen organisasi, sistem mutu dan dokumentasi, personel, prasarana dan sarana, realisasi pekerjaan, audit internal, kaji ulang dan perbaikan berkelanjutan, penanganan komplain dan pengaduan, pengendalian rekaman, serta kesejahteraan olahragawan dan pelaku olahraga, dan kode etik.

Peserta kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi pelaksana akreditasi dan sertifikasi diberikan materi penyusunan Standard Operations Procedure (SOP) dan manajemen panduan mutu.

Keseluruhan materi pada dua hari kegiatan ini diberikan oleh para komisioner BSANK seperti Prof.DR.Hari A Rachman, Hani Hasjim MA, Sonny Teguh Trilaksono MBA, DR. Eddy Poernomo, serta beberapa asesor seperti Dandy Alexandra AT dan lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas