Jakarta Pencak Silat Championship Ajang Lahirkan Bibit Potensial
Sebanyak 2.345 atlet ikut serta dalam kejuaraan yang bergulir dua kali dalam setahun ini.
Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Jakarta Pencak Silat Championship (JKTC) ke-10 digelar pada 20-21 Oktober 2018 di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur.
Sebanyak 2.345 atlet ikut serta dalam kejuaraan yang bergulir dua kali dalam setahun ini.
JKTC yang dimulai pada 2013 bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga pencak silat.
Dengan menggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga, mereka ingin olahraga yang tumbuh berkat budaya Indonesia ini terus bisa menghasilkan bibit-bibit potensial.
Apalagi kini pemerintah ingin olahraga pencak silat bisa mendunia.
Target utamanya adalah mempertandingkannya di ajang sekelas Olimpiade.
Sistem pertandingan pada JKTC 10 berbeda dengan biasanya.
Setiap kelas diatur dengan mengukur tinggi badan, usia, dan kelompok tingkat pendidikan.
Dalam setiap kelas, cuma terdiri dua hingga empat peserta.
Tujuan panitia menerapkan sistem tersebut adalah merangsang semangat berprestasi dan berkompetisi sejak usia dini.
Harapannya para peserta mencintai olahraga pencak silat.
"Tujuan dari JKTC 10 ini bagaimana pencak silat bisa diri kembangkan jadi industri olahraga beladiri baik nasional maupun internasional. Karena dampak dari Asian Games sangat tinggi sekali animo masyarakat terhadap pencak silat, baik nasional maupun Asia," H Iskandar, selaku Ketua Panitia Pelaksana JKTC ke-10.
Yang menarik lagi, sistem penilaian pada JKTC 10 sudah menggunakan wireless digital scoring. Dengan cara tersebut, para juri akan dimudahkan dan meminimalisir kesalahan.
Wakil Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Benny Sumarsono berharap kejuaraan seperti JKTC 10 tidak cuma ada di Ibu Kota.
Sehingga bibit pesilat Indonesia akan terus bertambah.
"Ini salah satu kejuaraan yang tujuannya untuk mencari bibit pesilat. Diharapkan kejuaraan seperti ini juga digelar di daerah-daerah lain," tutur Benny.
Iskandar sendiri tak mau cepat puas dengan pencapaian JKTC 10.
Pada edisi berikutnya, dia ingin mengembangkan kejuaraan ini sampai ke tingkat Asia Tenggara.
"Ajang ini kita laksanakan setahun dua kali, April dan Oktober. Kemungkinan di April 2019 kita akan kembangkan lagi hingga ASEAN, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang akan kita undang," ujarnya.