Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kaleidoskop 2018, Indonesia Ukir Sejarah Emas di Dua Multievent Internasional

Target tersebut pun sanggup dipatahkan para pahlawan olahraga Indonesia dengan finis keempat dari torehan 98 medali

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kaleidoskop 2018, Indonesia Ukir Sejarah Emas di Dua Multievent Internasional
Alex Suban/Alex Suban
Presiden Joko Widodo berfoto bersama Atlet Asian Para Games 2018 seusai memberikan buku tabungan berisi bonus di Istana Bogor, Kota Bogor, Sabtu (13/10/2018). Para atlet menerima bonus atas perolehan prestasi berupa antara lain untuk perorangan, peraih emas bonus Rp 1,5 miliar, peraih perak Rp 500 juta, dan perunggu Rp 250 juta serta kategori lain yang nilainya sama dengan perolehan bonus atlet Asian Games 2018. (Warta Kota/Alex Suban) 

Laporan  Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahun 2018 akan menjadi catatan sejarah baru bagi olahraga Indonesia, sebab utamanya karena di tahun ini Indonesia sukses menggelar dua ajang olahraga multievent internasional: Asian Games dan Asian Para Games.

Bukan sekadar penyelenggaraan, dari sisi prestasi kontingen Indonesia juga tampil impresif dengan mampu melampaui target yang telah diusung oleh pemerintah sebelumnya yakni lolos 10 besar dengan perhitungan pada Asian Games 2014 yang berada di peringkat ke-17.

“Dari 463 nomor yang dipertandingkan, untuk mencapai 10 besar harus meraih medali emas 14 sampai 18. Target dari kami bisa 10 besar. Semua sudah kami catat dengan rapi. Target pemerintah itu sudah disampaikan ke seluruh cabang olahraga,” kata Menpora Imam Nahrawi, Rabu (25/7/2018).

Target tersebut pun sanggup dipatahkan para pahlawan olahraga Indonesia dengan finis keempat dari torehan 98 medali: 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu.

Tak ayal, perolehan medali itu menjadi sejarah baru bagi Indonesia sepanjang mengikuti Asian Games, begitu juga dengan penyelenggaraannya yang mendapat sambutan positif di mata internasional.

Salah satunya pengakuan dari Presiden Olympic Committee of Asia (OCA), Sheikh Fahad Al-Sabab pada penutupan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (2/9/2018).

Berita Rekomendasi

“Indonesia, terima kasih banyak. Kami cinta kalian. Terima kasih Jakarta, terima Kasih Palembang. Kalian melaksanakan tugas dengan baik. Kalian berhasil mewujudkan mimpi Energi of Asia hadir di sini,” kata Sheikh Fahad Al-Sabab dalam pidatonya.

“Sekarang kami sedih mesti meninggalkan negara kalian yang cantik. Tapi juga menjadi hari yang membahagiakan karena kami pulang dengan banyak memori, momen luar biasa. Venuenya, persaingan, keberanian yang dieasakan di Asian Asian Games, dan keramahan orang-orang Indonesia tak akan dilupakan. Kalian akan selalu di hati kami,” sambungnya.

Lalu, kenapa dua sukses itu bisa didapatkan? Ternyata, peran pemerintah sangat sentral. Pertama mengenai perhatian kepada atlet saat melakukan persiapan jelang Asian Games.

Pemerintah dalam hal ini Kemenpora memutuskan menghapus Satlak Prima lewat Perpres No. 95 Oktober 2017. Lewat aturan ini, pemerintah melalui Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) akan mengontrol secara langsung kepada induk cabang olahraga lainnya terkait masalah akomodasi dan sebagainya.

Artinya, lewat aturan ini, induk cabang olahraga akan mengelola anggaran pelatnas mereka secara mandiri. Ketika dana sudah disalurkan langsung, dampaknya semua cabor bisa melakukan program persiapan secara fokus baik pemusatan latiahan atau try out di luar negeri.

Belum tuntas sampai di situ, guna menyemangati para atlet Indonesia saat bertanding, pemerintah pun menjanjikan bonus; Rp 1,5 miliar bagi peraih medali emas, Rp 500 juta medali perak dan Rp 250 juta perunggu – besaran bonus itu bagi nomor perorangan, dan nominal yang tak jauh berbeda juga diterapkan di nomor-nomor grup dan tim.

Ditambah lagi jabatan PNS dan rumah bagi peraih medali emas. Bonus yang diberikan ini pun menjadi bonus terbesar sepanjang sejarah olahraga Indonesia.

Dua hal itu merupakan beberapa perhatian dari pemerintah, belum lagi membahasa mengenai pembangunan venue-venue berstandar dunia dan infrastruktur di Jakarta dan Palembang guna menyukeskan Asian Games dan Asian Para Games.

Tertular ke Asian Para Games

Setelah sukses menggelar Asian Games pada 18 Agustus – 2 September 2018, satu bulan kemudian tepatnya 6 – 13 Oktober 2018, Indonesia giliran menggelar pesta olahraga se-Asia bagi para atlet penyandang disabilitas, Asian Para Games 2018.

Berbagai persiapan juga dijalankan secara masif untuk menghadirkan kesan penyelenggaraan yang bagus di mata dunia. Apalagi Asian Para Games perdana dihelat di Indonesia.

Hasilnya, Asian Para Games 2018 bisa mengikuti kesuksesan yang telah diraih Asian Games yakni dari sisi prestasi dan penyelenggaraan.

Dari sisi prestasi kontingen Indonesia yang sebelumnya ditargetkan lolos delapan besar olah Presiden Joko Widodo hasilnya juga mengejutkan dengan finis diperingkat kelima dengan mengumpulkan 135 medali; 37 emas, 47 perak dan 51 perunggu.

Hal itu bisa didapatkan para atlet Indonesia juga karena tak terlepas dari perhatian pemerintah, salah satunya dengan tak membeda-bedakan bonus seperti apa yang telah didapatkan atlet Asian Games sebelumnya.

“Kami berharap bahwa dalam Asian Para Games 2018, Indonesia meraih target masuk delapan besar. Tapi terpeleset juga tidak apa-apa, asalkan terpeleset ke atas,” kata Jokowi saat meninjau persiapan cabor badminton dan voli kursi roda, Kamis (27/9/2018).

Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali menegaskan jumlah bonus untuk peraih medali Asian Para Games tidak dibedakan dengan atlet Asian Games.

“Sudah saya sampaikan bonus tidak ada perbedaan. Sama. Kesempatan masuk PNS dan BUMN pun sama,” kata Jokowi.

Sementara itu, dari sisi penyelenggaraan, ketua panita penyelenggara Asian Para Games 2018 (Inapgco), Raja Sapta oktohari menilai bahwa Indonesia juga sukses dari sisi penyelenggaraan, indikatornya antusias masyarakat Indonesia yang mau menonton langsung pertandingan Asian Para Games.

“Banyak dalam perjalanan ini yang bisa dijadikan cerita menarik. Kami bersyukur semua tantangan itu bisa kita lewati bersama. Waktunya 15 bulan, efektifnya 11 bulan, untuk menyiapkan dan melaksanakan Asian Para Games 2018,” kata Raja Sapta Oktohari di penutupan Asian Para Games, Sabtu (13/10/2018) di SUGBK.

“Pada awal-awal pasti ada banyak tantangan, tapi semakin ke sini, tantangannya semakin berkurang dan terjawab dengan sebuah kinerja yang luar biasa dari semua,”

“Pada hari pertama, kita dapat banyak komplain karena katanya Asian Para Games banyak bangku kosong, tapi di hari kedua dan ketiga, komplainnya karena susah dapat tiket karena dipenuhi masyarakat,” Okto menambahkan.

Sejauh ini, masih ada satu sukses yang kini tengah dijalankan dari dua penyelenggaraan tersebut yakni sukses administrasi. Asian Games melalui laporan dari Inasgoc dan Asian Para Games dari Inapgoc.

“Sukses penyelenggaraan sudah diakui. Sukses ekonomi sudah ada laporan di sana-sini sudah ada dampaknya, sukses prestasi juga luar biasa. Insya Allah administrasi juga akan sukses,” kata ketua penyelenggara Asian Para Games, Erick Thohir, Selasa (18/12/2018).

Berkaca dari setidaknya tiga kesuksesan yang telah diraih Indoensia pada Asian Games dan Asian Para Games 2018, Presiden Joko Widodo pun menyampaikan rasa terima kasih kepada para pahlawan Olahraga Indonesia yang telah mengharumkan Indonesia.

Ia pun berharap pencapain postif ini bisa menjadi momentum kebangkitan olahraga Indonesia. Pernyataan itu ia tuliskan pada sosial media pibadinya; instagram, sehari setelah acara penutupan Asian Games 2018.

“Terima kasih untuk atlet-atlet Indonesia dan para pelatih, yang telah berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di lapangan olahraga,” tulis Jokowi, Senin (3/9/2018).

“Asian Games 2018 ini jadi momentum kebangkitan olahraga Indonesia. Sejak hari ini, kita satukan langkah untuk bergerak maju dan berprestasi di pentas dunia,” tutup Jokowi.

Sebenarnya masih banyak perjalanan atau kisah-kisah positif yang terjadi di Asian Games dan Asian Para Games 2018, mulai dari perjuangan para atlet, rasa bangga tak terhingga saat mendapatkan bonus miliaran rupiah hingga yang tak kalah menghebohkan soal olahraga menyatukan kita semua.

Buktinya, pada pertandingan final pencak silat nomor tarung C 55-60 kilogram putra, pesilat putra Indonesia Hanifan Yudani Kusuma yang keluar sebagai juara langsung berjalan ke arah VVIP.

Hanifan yang membawa merah putih langsung menyalami satu per satu, mulai dari Ketua Kontingen (Cdm) Indonesia di Asian Games 2018, Syafruddin, Megawati, Wapres Kalla, hingga Presiden Jokowi dan Prabowo.

Usai menyalami satu per satu, kemudian Presiden Jokowi serta Prabowo memeluk Hanifan bersama-sama. Tangan kanan Jokowi merangkul pundak Hanifan, sementara tangan kirinya merangkul punggung Prabowo.

Demikian pula tangan kanan Prabowo yang merangkul punggung Jokowi dan tangan kirinya merangkul pundak Hanifan. Adapun Hanifan yang memegang bendera Merah-Putih juga merangkul pundak Jokowi sekaligus Prabowo.

Momen ini langsung mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton yang hadir sehingga suasana venue kian bergemuruh, dan tentunya membuat bangga masyarakat Indonesia di mana dua rival yang akan bertarung pada Pilpres 2019 nanti terlihat saling membaur dipelukan bendera merah putih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas