Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Ketum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Dukung Tagar #EdyOut

Selain capaian target yang tak terpenuhi masih banyaknya permasalahan tiket dan kekerasan suporter di era kepemimpinan Edy Rahmayadi

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ketum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Dukung Tagar #EdyOut
Instagram/@edyrahmayadi
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro menyerukan tagar #EdyOut.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Sepak Bola Indonesia Juara (SIJ) berharap agar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya.

Karena menurut Indro, sepak bola Indonesia dalam kondisi mendung. Setelah beberapa capaian target tidak terpenuhi.

"Saya mendukung tagar #EdyOut. Karena kita melihat dimana target PSSI sendiri ini hanya AFF u-16 yang biasa menjuarai Piala AFF. Target-target lainnya tidak tercapai," ucapnya dalam diskusi bertajuk 'Sepak Mafia Bola' di d'consulate Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).

Selain capaian target yang tak terpenuhi, kata Indro, masih banyaknya permasalahan tiket dan kekerasan suporter di era kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Apalagi ditambah kasus yang mencuat di penghujung 2018, yaitu soal skandal pengaturan skor.

Baca: Pekan Depan, Polisi Periksa Bendahara PSSI

Berita Rekomendasi

Diketahui sejauh ini, Polri telah menahan empat orang tersangka, termasuk anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Ling En.

Adanya keterlibatan pejabat PSSI sebagai mafia bola pengaturan skor, membuat SIJ kecewa.

"Yang kita agak kecewa sih sebenarnya mungkin di setiap negara mafia sepak bola tentu ada. Tapi kan kalau misalnya keterlibatan dari Exco PSSI, ini yang membuat SIJ sendiri kecewa dengan hal tersebut," ujar Indro.

Virus sepak bola bernama pengaturan skor, atau dikenal dengan istilah match fixing kembali mencuat di penghujung 2018.

Pengaturan skor pun diduga melibatkan pejabat-pejabat elite Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pengurus klub, hingga instrumen pertandingan lain.

Pemantik pertama adalah kabar dari laga PSS Sleman kontra Madura FC, di babak playoff Liga 2, atau tepatnya di babak 8 besar.

Baca: Satgas Anti Mafia Bola Proses Tiga Berkas Kasus Pengaturan Skor

Kabarnya, Madura FC akan disuap dengan dana sebesar Rp100 juta agar mau mengalah dari PSS.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas