Penerjun Payung Nalia Novaranti Ajari Olivia Zalianty Sky Diving Indoor
Terjun payung dan sky diving. Salah satu olahraga ekstrim. Keduanya, membutuhkan latihan rutin yang terus menerus
Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Terjun payung dan sky diving. Salah satu olahraga ekstrim. Keduanya, membutuhkan latihan rutin yang terus menerus dengan sarana dan fasilitas yang memadai.
Perbedaan terjun payung dan sky diving adalah ketika melompat keluar dari pesawat, penerjun bisa langsung membuka parasut. Sedangkan Sky diving penerjun tidak langsung membuka parasutnya ketika keluar dari pesawat, melainkan bisa ber-atraksi dulu di angkasa atau membentuk berbagai macam formasi yang menarik.
Tapi untuk melakukan olahraga tersebut, pelatihannya yang mudah ada di Indoor Skydiving Vertical Windtunnel, yang salah satunya ada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) atau Kopassus Indoor Skydiving Center di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Indoor Skydiving Vertical Windtunnel dengan menggunakan ‘dual closed loop wall to wall’ dengan diamater vertical tunnel 4×3 meter dengan ketinggian 10 meter. Untuk hembusan angin berasal dari fan drive yang terdiri dari 4 motor dengan delapan baling-baling sehingga kita seakan-akan sedang berada di angkasa. Seperti melakukan atraksi di ketinggian angkasa.
Artis Olivia Zalianty sempat mencoba fasilitas indoor skydiving vertical windtunnel tersebut bersama penyanyi dengan beberapa rekan media yang di dampingi langsung oleh pelatih terjun payung dunia, Naila Novaranti dan klub Icarus.
Adik kandung artis Marcella Zalianty ini mengaku antusias dan tertantang. "Saya kan suka dengan olah raga yang menantang dan Sky Diving Indoor ini yang bikin aku penasaran. Saat ditawari oleh mbak Naila, saya langsung mengiyakan. Ini baru pertama kali saya ikutan secara Indoor, saya suka olahraga seperti ini," ujar Olivia Zalianty usai Sky Diving, Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, (19/3/2019).
Olivia menambahkan, sky diving indoor menjadikan dirinya bisa mengatur keseimbangan, control drive dan bisa belajar bagaimana dirinya bisa belok kanan ke kiri diatas angin saat melayang layang. "Saya sebenarnya masih ingin menjajal sampe 5 kali tapi karena keterbatasan waktu jadi cuma sempat 3 kali. Dan rasanya amazing memacu adrenalin," ujar Olive.
"Sky diving indoor juga bisa belajar sebelum terjun payung beneran dari pesawat dan helikopter, ternyata kita bisa tahu dulu saat menghadapi tekanan udara yang kenceng banget dan agar nyaman rileks di udara," tandasnya.
Sementara itu, Naila Novaranti yang juga hadir membimbing dan memberikan arahan kepada Olivia dan lainnya adalah sosok wanita yang tidak asing di dunia terjun payung baik kalangan sipil dan militer di Indonesia maupun internasional.
Naila di tahun 2018 lalu juga menjadi perempuan pertama Indonesia yang terjun payung dari puncak gunung Everest di Himalaya Nepal, dan mengungkapkan tentang bagaimana perkembangan olahraga skydiving.”Tergantung apa yang dilihat. Ada bakatnya, faktor umur. Semakin kecil semakin baik. Di Singapura Sky Diving sudah jadi ajang kompetisi," ujar Naila.
Meskipun banyak anak-anak usia muda yang sudah mencoba olahraga Skydving, tetapi secara umum menurut USPA (United States Parasut Association) usia minimal untuk olahraga ini adalah 17 tahun tandas Naila.