Kristianus Liem: Ini Memang Karakter Lama Susanto Kadang Cepat Puas Hanya Meraih Remis
Pecatur putra nomor satu Indonesia GM Susanto Megaranto lagi-lagi harus puas meraih hasil remis saat memainkan babak kelima Turnamen Internasional GM–
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pecatur putra nomor satu Indonesia GM Susanto Megaranto lagi-lagi harus puas meraih hasil remis saat memainkan babak kelima Turnamen Internasional GM–GMW JAPFA 2019 di Hotel Grand Ina Malioboro Yogyakarta, Minggu sore (16/6/2019).
Babak lima Susanto (2548) menempati unggulan tiga jumpa yuniornya MF. Azarya Jodi Setyaki dengan mengendalikan buah putih.
Susanto yang sebelumnya merupakan juara zonal 3 point 3 Asia Timur, menghadapi Jodi Setyaki lewat pembukaan Vienna dan harus mengakhiri babak lima lewat langkah cepat yakni langkah 21.
Hasil remis ini menjadi keempat bagi Susanto setelah sebelumnya dibabak pertama tampil mengesankan menundukkan unggulan dua asal Belanda GM. Ivan Sokolov.
Namun dibabak dua Santo bermain draw dengan MI. Novendra Priasmoro, babak tiga ketika jumpa GMW Medina Warda Aulia, kemudian babak empat remis dengan MI. Yoseph T . Taher.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB. Percasi, Kristianus Liem yang mengamati jalannya turnamen menyatakan, secara strategis dirinya tidak mengetahui apa yang diinginkan Susanto hanya meraih hasil remis apalagi lawan yang dihadapi adalah rekan senegaranya di empat babak akhir.
“Ini memang karakter lama Susanto kadang-kadang cepat puas hanya meraih hasil remis di turnamen invitasi, yang pasti sangat mengecewakan karena harusnya dia mampu meraih point banyak untuk persaingan gelar juara," jelas Kristianus Liem.
Diharapkan pada sisa 6 babak lagi penampilan Susanto semakin maksimal untuk bisa meraih kemenangan disetiap babak dan menunjukkan pecatur Indonesia mampu meraih gelar juara lagi pada Turnamen Japfa Internasional.
Dengan hasil remis itu Susanto Megaranto sementara mengumpulkan 3 angka kemenangan, sedang Jodi Setyaki baru mengemas satu angka kemenangan.
Sedangkan pecatur Kazakhstan GM Rustam Khusnutdinov dipastikan masih berada diurutan atas klasemen nilai 3,5 kemenangan usai memainkan laga remis dengan unggulan utama GM. Dmitry Kokarev dari Rusia yang juga meraih 3 angka kemenangan.
Pada pertandingan katagori Grand Master lainnya pecatur putri GMW Medina Warda Aulia gagal meraih point usai ditundukkan MI. Joseph T. Taher, kemudian pecatur India MI Das Argyadip bermain remis dengan rekan senegaranya MI. Ravi Teja S.
Chelsie tahan Keti Tsatlashvili :
Sedang andalan utama di kelompok Grand Master Wanita, WIM Chelsie Monica Sihite (2212), belum mampu menundukkan pimpinan klasemen sementara WGM Tsatsalashvili Keti (2356) dan hanya mampu bermain remis.
Chelsie yang bermain dengan buah hitam harus puas dengan tambahan setengah poin usai menerima tawaran remis pada langkah ke-30 dari pecatur asal Georgia itu karena memang posisi buah catur kedua belah pihak saling menjaga dan sulit untuk menemui celah menyerang.
"Sebenarnya sebelum langkah ke-30, posisi udah gak mungkin untuk menyerang. Dia harus menjaga kotak g5 dari ancaman saya, sementara saya harus mengawasi kotak d4 agar dia tidak bisa menyerang," kata Chelsie.
Kalau melihat dari permainan tadi, hasil remis adalah cukup baik baginya meskipun ia sebelumnya berharap menang guna mengumpulkan poin untuk mengejar syarat Norma WGM pada turnamen yang diselenggarakan atas kerjasama PT. Japfa Comfeed Indonesia dengan PB Percasi ini.
"Di opening sebenarnya saya sempat sedikit bikin salah, sehingga pas masuk permainan tengah dia sedikit lebih unggul. Tapi saya bisa menetralisir agar gajah dia tidak aktif dengan resiko kedua gajah saya pun tidak aktif," ujar dara kelahiran 1997 ini.
Dengan raihan setengah poin tersebut, Chelsie kini mengumpulkan poin 3 dan harus memburu 5 poin lagi dari enam babak tersisa untuk bisa meraih Norma WGM agar memenuhi minimal 8 poin sebagaimana yang disyaratkan oleh aturan FIDE.
"Masih ada peluang, karena lawan terberat MI Sophie Milliet dan Keti sudah dihadapi. Mudah-mudahan saya bisa," kata Chelsie.
Sementara itu, Keti mengaku cukup puas dengan hasil remis tersebut meskipun seharusnya ia bisa menang. Hasil seri ini merupakan yang kedua bagi Keti setelah pada babak keempat ditahan remis pecatur muda Indonesia WFM Fisabilillah Ummi.
“Melihat penampilan para pecatur dalam dan luar negeri bertarung hingga babak lima sangat menarik karena terlihat persaingan diantaranya mereka sangatlah kental," ujar Head of Social Investment and Corporate Comunnication PT JAPFA Comfeed Indonesia, R. Artsanti Alf.
Turnamentini dihadirkan PB percasi dengan dukungan dari JAPFA sebagai upaya untuk mencari grand master baru di Indonesia.
Upaya untuk mencari Grand Master telah dilakukan oleh JAPFA salah satunya dengan membentuk JAPFA Chess Club di bawah departement Social investment JAPFA.
Selain itu event tahunan ini merupakan rangkaian komitmen JAPFA untuk mencari bibit baru pecatur Indonesia sehingga menjadi sebuah perjalanan panjang dan berliku untuk PB Percasi dan Catur Indonesia.