Kevin Sanjaya Sukamuljo: Semua Pebulutangkis Punya Kelebihan dan Kelemahan
Dua ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses menciptakan all Indonesian final
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses menciptakan all Indonesian final pada turnamen Indonesia Open 2019.
Kepastian itu mereka dapatkan usai melewati laga semifinal yang dihelat hari ini, Sabtu (20/7/2019) di Istora Senayan, Jakarta.
Hendra/Ahsan harus bersusah payah lantaran pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi tampil apik dan memaksa pertandingan ditentukan lewat drama rubber game, 17-21, 19-21 17-21.
Sementara itu, Minions tampil seakan tanpa perlawanan dari ganda China, Li Jun Hui/Liu Yu Chen. Mereka menang stairght game dengan durasi 29 menit, 21-9, 21-13.
Dengan begitu, dua ganda putra tersebut menciptakan All Indonesian Final, sekaligus memastikan satu gelar juara untuk di turnamen Indonesia Open 2019.
“Ya, setiap pemain punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadinya kita sudah sering latihan bareng, sudah sama-sama tahu banget, yang penting kita tampilin yang terbaik saja,” kata Kevin saat ditanya soal berhadapan dengan Hendra/Ahsan.
“Pasti kita harus lebih siap ya karena kita sudah sering main bareng, mereka tahu lah kelebihan dan kekuranga kita, jadi fokus dari awal jangan lengah,” timpal Marcus.
Pertemuan kedua pasangan mengulang partai final Indonesia Masters 2019, di mana Minions sanggup mengalahkan seniornya, Hendra/Ahsan dengan skor 21-17, 21-11.
Sementara itu, pelatih kedua pasangan tersebut, Herry Iman Pierngadi mengaku bersyukur anak asuhnya bisa bertemu di final. Menurutnya, hal ini akan menjadi kado manis buat masyarkat Indonesia lantaran satu gelar juara sudah pasti didapatan.
“Yang pasti puji syukur ya, bisa Indonesian final, apalagi Indonesia Open ini ajang yang sangat besar di dunia. Saya terima kasih karena bisa memberikan all Indonesia untuk masyarakat Indonesia, antusiasme penoton, sampai ada banyak juga yang beredar tiket sulit. Ini hadiah untuk para penonton ada wakil Indonesia di final,” kata Herry dalam konferensi pers seusai laga.
Seperti diketahui, Herry punya kebiasaan lain saat kedua anak asuhnya bertemu di partai final. Ia lebih memilih santai dan melihat pertandingan dari tribun penonton sambil menikmati secangkir kopi.
Alasannya, ia tak ingin memihak salah satu anak asuhnya yang tengah bertanding untuk memperebutkan tangga juara di suatu kejuaraan.
“Saya sebagai pelatih harus netral karena mereka sama-sama anak buah saya. Jadi tidak ada strategi mengalah atau apa,” Herry menjelaskan.
“Tapi yang pasti saya ngopi lah, kami nonton di tribune. It's okay lah karena sama-sama anak buah jadi seperti itu,” sambungnya.
Tak hanya itu, Herry juga akan membebaskan atletnya untuk membuat startegi masing-masing di final. Dia tak akan ikut campur, bahkan untuk melakukan pertemuan tertutup dengan dua pasangan Indonesia tersebut.
Tidak, tidak ada pertemuan. Yang pasti Hendra/Ahsan ada pertemuan dengan keluarganya masing-masing,” pungkasnya.
Pertandingan final Indonesia Open 2019 akan kembali tersaji di Istora Senayan, pada Minggu (21/7/2019).