Theodorus "Singo Karo" Ginting Kalahkan Ahong dengan Cerdik di Kelas Welterweight One Pride
Tuntas sudah perseteruan seru dua fighter One Pride Pro Never Quit MMA, antara Rudy “Ahong” Gunawan lawan Theodorus "Singo Karo" Ginting
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perseteruan seru dua fighter One Pride Pro Never Quit MMA, antara Rudy “Ahong” Gunawan lawan Theodorus "Singo Karo" Ginting dalam menentukan jawara kelas welterweight One Pride telah usai.
Theo Ginting akhirnya tampil sebagai juara, setelah menumbangkan Ahong, pada partai utama Fight Night ke-30, yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (27/7/2019) malam.
Theo Ginting membuktikan dirinya yang terbaik saat ini, dengan memaksa sang juara bertahan Ahong menyerah di atas Oktagon di ronde pertama, dalam pertarungan penuh dendam tersebut.
Ahong yang dijuluki KOKO (King of KO) yang belum terkalahkan di One Pride Arena, dalam pertarungan tersebut sempat membuat Theo Ginting terjatuh di ground, dan melakukan serangan kilat bertubi-tudi, diatas tubuh Theo yang sempat tak berdaya menghadapi serangan dari pemegang Dan-4 Jiu Jitsu Jepang itu.
Upaya Ahong untuk mengalahkan Theo dengan tehnik memiting lawan dalam pertarungan bawah, mengalami kesulitan, karena kelihaian Theo yang selalu melepaskan belitan tangan Ahong di lehernya.
Ambisi Ahong memenangkan pertarungan bawah ini, justrsu menguras tenaganya, dan menjadi boomerang baginya.
Theo justru mampu membalikkan keadaan, petarung kelahiran Karo justru berganti yang menguasai Ahong, membuat posisi sang juara bertahan menjadi di bawah, sekaligus sasaran empuk, Theo menghujani pukulan dan hantaman siku fighter berjuluk “Singo Karo “ ini.
Beberapa detik jelang babak pertama berakhir, sebuah pukulan Theo masuk telak dan membuat Ahong tak sadar. Wasit pun menghentikan laga dengan keputusan kemenangan TKO untuk Theo dengan teknik ground and pound.
“Harus saya akui pukulan Ahong sangat kuat, sehingga dia mampu menjatuhkan saya di awal ronde. Namun saya berusaha bertahan dari serangan Ahong," ungkap Theo usai pertandingan.
Theo mengakui kemampuanya bertahan dari serangan Ahong tak lepas dari program latihan yang dijalaninya selama ini, karena dia sudah terbiasa menghadapi serangan seperti apapun, termasuk serangan brutal.
Bahkan dirinya sempat masuk rumah sakit sampai enam kali, akibat tempaan latihan keras tersebut.
“Saya memang sengaja memancing emosi Ahong dalam pertarungan ini, karena saya menyadari secara power kalah jauh dari Ahong. Faktor emosi lah yang membuat Ahong kalah dalam pertarungan ini,” tutur Theo.
Sementara itu Ketua Umum Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI), Ardiansyah Bakrie, menilai laga Ahong vs Theo di Fight Night 30 merupakan yang terbaik dari seluruh pementasan One Pride MMA.
Ardi mengakui dengan konsep baru yang mementaskan tiga perebutan gelar dalam satu malam, mendapat atensi yang sangat luar biasa dari para penggemar One Pride MMA.