Erick Tohir bilang Siapapun Pimpinan KOI Mendatang Bakal Hadapi Tantangan Berat
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Tohir secara tegas menyatakan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan lagi sebagai lembaga keolahragaan
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Tohir secara tegas menyatakan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan lagi sebagai lembaga keolahragaan internasiona pada kongres medio September mendatang, dan ia akan menyerahkan kepada 54 anggota untuk mencari kandidat.
"Saya cukup 1 periode dan saya rasa banyak tokoh muda yang energik dan mampu untuk memimpin KOI kedepan," ungkap Erick Thohir Disela-sela acara Olympic Movement in Action di Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jumat (2/8/201).
Menurut Erick, siapapun menjadi pimpinan KOI tetap akan menghadapi tantangan berat, bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032
"Persiapan menjadi tuan rumah olimpiade 2032 itu harus dimulai dari sekarang sehingga butuh pimpinan yang visioner dan pengalaman dunia internasional," ujarnya.
Pria kelahiran Lampung ini mengakui selama 4 tahun memimpin KOI, sudah banyak dilakukan termasuk bagaimana mensukseskan Asian Games ke-18 tahun 2018 Jakarta-Palembang, namun sukses multievent 4 tahunan kemarin bukan semata-mata karena KOI, tapi berkat semua pihak termasuk induk organisasi cabor, swasta dan pemerintah.
Erick Thohir mengakui, selain menyusun strategi olimpiade juga pada tahun depan harus berusaha banyak atlet dan cabor harus lolos Olimpiade Tokyo 2020. Sukses Asian Games 2018 lalu harus menambah motivasi Olimpiade 2020.
"Selain target medali dicabang bulutangkis dan angkat besi cabang lain juga harus berpotensi meraih medali, seperti panahan yang pernah merebut medali melalui 4 Srikandi Indonesia, Nur Fitriana, Lilis Handayanin, Kusumawardani dan kini cabang tersebut puasa berkepanjangan, Saya melihat bakat dan prospek yang baik menonjol seperti atlet Atletik Zohri," urai pemiliki klub basket Ibukota Satria Muda ini.