Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Pesepeda Amatir Indonesia Bukukan Rekor Baru di Ajang Paris-Brest-Paris

Prestasi membanggakan dari ajang bersepeda jarak jauh, Paris-Brest-Paris (PBP) yang diadakan oleh Audax Club Parisien (ACP).

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Pesepeda Amatir Indonesia Bukukan Rekor Baru di Ajang Paris-Brest-Paris
Humas Brompton Monas Cyclist
Pesepeda Amatir Indonesia Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya di ajang Paris-Brest-Paris (Humas Brompton Monas Cyclist). 

Selain itu, kondisi cuaca yang dingin di malam hari (dengan temperatur bisa menyentuh 4 derajat celcius) juga merupakan salah satu tantangan terberat bagi peserta Indonesia.

Pesepeda Amatir Indonesia Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya di ajang Paris-Brest-Paris (Humas Brompton Monas Cyclist).
Pesepeda Amatir Indonesia Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya di ajang Paris-Brest-Paris (Humas Brompton Monas Cyclist). ()

Dari tiga peserta Indonesia yang berhasil menyelesaikan PBP, dua di antaranya, yaitu Sandi Adila dan Hendriyanto bahkan berhasil menyelesaikan PBP dengan sepeda lipat sehingga menjadikan mereka sebagai finisher pertama dari Indonesia dengan menggunakan sepeda lipat dengan catatan waktu 82 jam 53 menit.

Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya merupakan dua pesepeda dari Klub Brompton Monas Cyclists.

Untuk mempersiapkan diri dalam ajang PBP, Hendriyanto Wijaya, yang kesehariannya merupakan dokter gigi rutin latihan bersepeda sejauh 150 km setiap harinya.

Agar tidak mengganggu jadwal praktiknya, latihan kadang dimulai sejak jam 4.30 pagi hari sampai jam 10 pagi.

Bagi Sandi Adila, yang merupakan pengacara korporasi di salah satu firma hukum tertua di Indonesia, persiapan PBP sungguh sangat menantang.

Dua bulan sebelum ajang PBP, Sandi Adila mengalami kecelakaan tunggal ketika bersepeda yang mengakibatkan patahnya clavicula dan retak di bagian pelvis.

Berita Rekomendasi

Untuk persiapan PBP, praktis Sandi Adila hanya memiliki waktu selama dua minggu. Suatu mission impossible menurutnya.

Salah satu kunci kesuksesan Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya dalam menyelesaikan PBP kali ini adalah persiapan mental dan kerja sama tim yang baik.

Dukungan dari teman-teman Brompton Monas Cyclists di Jakarta, yang aktif menanyakan kondisi serta kerap memberikan dukungan dari tanah air juga diakui kedua pesepeda ini sebagai salah rahasia kesuksesan keduanya dalam menyelesaikan PBP."

Nantikan kisah pebalap Sandi Adila dan Hendriyanto Wijaya dalam Paris - Brest - Paris (PBP) pada artikel selanjutnya.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas