Menpora: Tanpa Uang Negara, Piala Presiden Jadi Contoh yang Baik
Menteri Pemudan dan Olahraga Zainuddin Amali sangat bangga dengan penyelanggaran Piala Presiden Basket 2019.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali sangat bangga dengan penyelanggaran Piala Presiden Basket 2019.
Ia menilai turnamen ini merupakan contoh turnamen yang sangat baik.
"Sebab Piala Presiden ini dilakukan oleh masyarakat dan didanai masyarakat itu sendiri, tanpa meminta satu rupiah pun uang negara," kata Menteri Zainuddin Amali di GOT Sritex Arena, Solo, Jawa Tengah pada Rabu ( 20/11/2019).
Menurut Zainuddin, peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga Indonesia benar-benar sangat diharapkan. Sebab memang pemerintah sendiri mengalami keterbatasan dana.
"Saya salut dengan Maruarar Sirait yang sudah menginisiasi luar biasa dan dedikasinya terhadap olahraga bola basket ini. Bahkan, kehadiran Gibran Rakabuming Raka yang seorang milenial juga membawa semangat baik untuk panitia maupun pemainnya," kata Menpora.
Ketua SC Piala Presiden Basket, Maruarar Sirait mengatakan bahwa memang komitmennya saat menjadi pengarah Piala Presiden Basket ini adalah tidak menggunakan uang negara.
Hal ini sama dilakukan saat ia menjadi Ketua SC Piala Presiden Sepakbola selama empat kali.
"Bahkan kita tolak saat ada BUMN yang mau ikut menjadi sponsor," ungkap Ara, demikian ia disapa.
Baca: Gibran Jadi Magnet Pembukaan Piala Presiden Basket 2019
Maruarar berterima kasih kepada sponsor yang telah ikut bergotong-royong sehingga terselenggaranya kegiatan ini. Yaitu Adaro, Hanamasa, PT. Maming Enam Sembilan, Swallow Globe, AICE, PWC, Redbull, Emboss Production, Club Mineral Water, Royal Sports Medicine Centre, Sritex dan Hotel Santika Indonesia.
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, Maruarar mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sejak awal mengharuskan agar penyelenggaran Piala Presiden ini berlangsung secara transparan. Karena itu pula, sebagaimana di sepakbola, Piala Presiden Basket juga menggandeng lembaga auditor internasional PWC untuk melakukan audit.
Total hadiah untuk Piala ini juga menjadi hadiah terbesar dalam sejarah pertandingan Basket di Indonesia.
Yaitu sebesar Rp 375 juta. Juara pertama akan mendapatkan hadiah senilai Rp 150 juta, kemudian posisi kedua Rp 100 juta, ketiga Rp 75 juta dan Rp 50 juta untuk peringkat keempat.
Bahkan, kata Maruarar, panitia juga menyiapkan hadiah untuk supporter terbaik. Penilaian pada supporter ini dilihat dari sisi koreografi, kekompakan dan jumlah massa.
"Kita mau mengedukasi suppoter untuk juga fair. Kalau menang jangan jumawa, kalau kalah jangan marah. Semoga masyarakat juga semakin mencintai olahraga basket ini," demikian Maruarar.