Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Profil Muhammad Ariq Noor, Peraih Emas ke-71 Indonesia di SEA Games 2019 Filipina Cabor Jiujitsu

Ariq Noor berhasil menyumbangkan medali emas di ajang SEA Games 2019 Filipina, Selasa (10/12/2019) dari cabang olahraga Jiujitsu.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Profil Muhammad Ariq Noor, Peraih Emas ke-71 Indonesia di SEA Games 2019 Filipina Cabor Jiujitsu
Instagram/timindonesiaofficial/ariqnoor
Atlet Jiujitsu Indonesia, Muhammad Ariq Noor, berhasil mempersembahkan medali emas ke-71 bagi Indonesia di SEA Games 2019 Filipina, Selasa (10/12/2019). 

Atlet 29 tahun ini mencatatkan waktu 01:31.20 untuk meraih emas.

Sementara itu Vo Xuan Vinh dari Vietnam meraih medali perak dengan catatan waktu 01:31.38.

Sedangkan medali perunggu diraih atlet Myanmar, Nyi Nyi Moe Mine dengan catatan waktu 01:33.25.

Selain Hendro, dalam nomor ini Indonesia juga menurunkan atlet Bayu Prasetyo.

Namun Bayu hanya finish di posisi kelima dengan catatan waktu 01:38.21.

Profil Hendro Yap

Berdasar penelusuran Tribunnews, Hendro Yap lahir di Medan, 24 Oktober 1990.

Emas pada SEA Games 2019 ini adalah emas keempat berturut-turut yang diraihnya.

BERITA TERKAIT

Sebelumnya, Hendro Yap meraih emas pada SEA Games 2013 di Myanmar, 2015 di Singapura, 2017 di Malaysia, dan yang terakhir 2019 di Filipina.

Sedangkan keikutsertaannya pada kejuaraan SEA Games pertama adalah tahun 2011.

Kala itu Hendro Yap meraih medali perak.

Padahal, kala itu Hendro Yap sedang terkena cacar air.

Pecahkan Rekor Diri Sendiri

Catatan waktu jalan cepat 20 km Hendro Yap di SEA Games 2019 ini adalah 1 jam 31 menit 20 detik.

Catatan tersebut menjadikan Hendro Yap memecahkan rekor atas dirinya sendiri.

Pada SEA Games 2017 Malaysia, Hendro Yap meraih emas dengan catatan waktu 1 jam 32 menit 11,27 detik.

Dari Keluarga Biasa

Hendro Yap lahir di keluarga yang bisa dikatakan kekurangan dari segi ekonomi, Hendro Yap memilih jalan untuk menjadi atlet.

Bahkan, setelah lulus SMP Hendro Yap disarankan untuk tidak melanjutkan ke tingkat SMA.

Namun, tekad yang kuat menjadikan Hendro Yap tetap melanjutkan sekolahnya.

Bakat atlet jalan cepat pertama kali disampaikan oleh guru olahraga Hendro Yap di SMP.

Hendro Yap mengenyam pendidikan di Pusat Pelatihan Olahraga dan Latihan Mahasiswa (PPLM) di Bandung tahun 2005-2008.

Bergabungnya Hendro Yap di PPLM bahkan diketahui tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Diketahui, PPLM dibiayai penuh oleh Pemprov Jawa Barat.

Natalia Londa Manik

Turun di nomor lompat jauh, Maria memastikan kemenangannya dengan lompatan sejauh 6,47 meter dalam laga final yang berlangsung di New Clark Athletic Stadium, Minggu (8/11/2019).

Maria berhasil mengalahkan atlet asal Thailand, Parinya Chuaimaroeng.

Medali emas yang diperoleh Maria merupakan medali emas ketiga dari cabang olahraga atletik di SEA Games 2019.

Dua medali emas sebelumnya disumbangkan oleh Agus Prayogo dari maraton putra dan Sapwaturrahman dari lompat jauh putra.

Medali emas yang diraih Maria sekaligus menjadi koleksi medali emas Indonesia ke-66 di SEA Games 2019.

Dikutip dari Wikipedia, wanita kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990 ini merupakan atlet trek dan lapangan Indonesia yang mempunyai spesialisasi cabang lompat jauh dan lompat jangkit.

Ia pernah mewakili Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Atlentik tahun 2007.

Selain itu, ia pernah mengikuti perhelatan Asian Games 2014 dan berhasil meraih medali emas melalui cabang lompat jauh.

Maria juga pernah mengikuti ajang SEA Games 2015 dan berhasil membawa pulang dua medali emas.

I Gede Siman Sudartawa

I Gede Siman Sudartawa dari cabang olahraga renang turun pada nomor 50 meter gaya punggung.

Siman menjadi yang tercepat dengan waktu 25,12 detik.

Siman berhasil mengalahkan atlet Singapura, Quah Zheng Wen dengan catatan waktu 25,73 detik.

Ini adalah medali kedua Siman di SEA Games 2019, sebelumnya ia mendapatkan perak ketika turun di nomor 100 meter gaya punggung.

Siman Sudartawa lahir di Bali, 8 September 1994, ia memulai hobi renangnya saat usianya masih enam tahun.

Siman adalah satu dari atlet renang andalan Indonesia yang spesialisasinya pada gaya punggung.

Berawal dari rasa iri pada temannya yang pandai berenang, Siman lantas meminta kepada orang tuanya untuk mengikuti les berenang.

Dari rasa iri, Siman mengubahnya menjadi prestasi dengan menjadi atlet andalan Indonesia.

Prestasi I Gede Siman Sudartawa

Nama mulai mencuat saat ajang SEA Games 2011 di Palembang.

Dalam perhelatan tersebut, Siman berhasil memboyong empat medali emas dan memecahkan rekor SEA Games di nomor gaya punggung putra dengan waktu 55,59 detik.

Ia juga berhasil memecahkan rekor di nomor 4x100 meter estafet gaya ganti beregu putra.

Berkat prestasi yang ia torehkan di SEA Games 2011, pemerintah memberikan bonus Rp 800 juta kepada Siman.

Selain itu, Siman juga berhasil mengukir sejarah dengan menjadi perenang Indonesia pertama yang masuk babak 16 besar Kejuaraan Dunia Renang FINA di Budapest, Hungaria 2017.

Aldila Sutjiadi

Medali emas kembali diraih oleh atlet Indonesia di SEA Games 2019, kali ini disumbangkan oleh Aldila Sutjiadi dari cabang olahraga (cabor) tenis.

Turun di nomor single, Aldila sukses mendapat emas setelah mengalahkan Nguyen Savanna Ly asal Vietna di partai final yang berlangsung di Rizal Memorial Tennis Court, Manila, Filipina, Jumat (6/11/2019).

Aldila Sutjiadi menumbangkan Nguyen dengan skor 6-0 dan 7-5.

Bagi tim tenis Indonesia, medali emas yang diraih Aldila Sutjiadi merupakan pertama kalinya.

Tribunews.com telah merangkum dari berbagai sumber, inilah sosok Aldila Sutjiadi, atlet tenis yang persembahkan medali emas untuk Indonesia:

Profil Aldila Sutjiadi

Wanita kelahiran 2 Mei 1995 ini, mengawali karier profesionalnya pada 2010 lalu.

Aldila yang saat itu berusia 15 tahun bermain pada turnamen ITF di Jakarta.

Pada 2012 ia berhasil memborong medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau.

Ia berhasil memborong emas dalam nomor tunggal, beregu, dan ganda putri.

Aldila Sutjiadi juga mengikuti ajang bergengsi Wimbledon single dan double, berhasil menuju partai semifinal di Australia Open pada 2011.

Pada ajang Asian Games 2018, Aldila Sutjiadi berhasil membersembahkan emas bagi Indonesia.

Ia bersama dengan rekannya Christoper Rungkat mengalahkan atlet asal Thailand saat itu.

Prestasi di bidang pendidikan

Tak hanya kemahiran di bidang olahraga, Aldila Sutjiadi juga memiliki prestasi di dunia pendidikan.

Saat duduk di bangku kelas 3 SMA, Aldila mendapatkan berbagai tawaran beasiswa dari luar negeri lewat jalur tenis.

Akhirnya, ia memilih bergabung dengan Kentucky University dan mendalami matematika ekonomi.

Menyelesaikan kuliahnya selama empat tahun, ia berhasil lulus berpredikat cumlaude IPK nyaris sempurna yakni, 3,92.

Rahmat Erwin Abdullah

Atlet cabor angkat besi, Rahmat Erwin Abdullah, sukses meraih medali emas untuk Indonesia di SEA Games 2019.

Turun di kelas 73 kilogram, Rahmat Erwin Abdullah membukukan total angkatan 322 kilogram.

Jumlah tersebut dari 145 kilogram snatch dan 177 kilogram clean and jerk.

Rahmat tidak mengalami kegagalan dalam tiga percobaan untuk setiap jenis kegiatan.

Bertanding di RMSC Ninoy Aquino Stadium pada Rabu, (4/12/2019), Rahmat berhasil mengalahkan wakil asal Vietnam, Pham Tuan Anh dan atlet angkat besi asal Malaysia, Muhammad Erry Hidayat.

Inilah sosok Rahmat Erwin Abdullah, atlet angkat besi yang persembahkan medali emas ke-15 untuk Indonesia:

Profil Rahmat Erwin Abdullah

Dikutip dari Bolasport.com, pria kelahiran 13 Oktober 2000 ini, sudah berlatih angkat besi sejak dirinya masih duduk di kelas satu sekolah dasar (SD).

Ia sempat berhenti latihan dan baru melanjutkan mimpinya menjadi lifter ketika beranjak ke bangku SMP.

Rahmat mengaku pernah menjalani latihan tanpa memakai sepatu.

Saat itu dirinya sedang latihan mengangkat beban 40 kilogram dan kondisi hujan.

Mengikuti Asean Games 2018

Rahmat mulai masuk pelatnas pada 2018 lalu untuk mengikuti Asian Games 2018.

Rahmat sempat membuka peluang meraih medali emas pada Asian Games 2018, turun kelas 77 kilogram.

Rahmat mampu memimpin grup B berkat total angkatan 314 kilogram, jumlah tersebut dari 142 kilogram untuk snatch serta 172 kilogram untuk clean and jerk.

Harapannya pupus setelah beberapa lifter yang berada di grup A tampil superior dan mengungguli jauh total angkatan Rahmat.

Sempat alami cedera pinggang

Rahmat Erwin Abdullah sempat mengalami cedera pinggang yang cukup parah saat remaja, sekira tahun 2015 lalu.

Saat sedang dalam masa cedera, Rahmat sempat berpikir untuk tidak ingin lagi menekuni karier sebagai lifter.

Namun, ia memutuskan untuk tidak menyerah dengan cedera yang ia alami.

Medali emas di SEA Games 2019, merupakan medali emas pertama yang ia peroleh.

Orangtua Rahmat Erwin Abdullah mantan lifter nasional

Ayahnya, Erwin Abdullah adalah pelatih timnas sekaligus mantan lifter nasional.

Sedangkan ibunya pernah mendapat 1 perak dan 1 emas pada SEA Games 1995 di Chiangmai, Thailand.

Dilatih oleh orangtuanya

Kemahirannya angkat besi dilatih oleh kedua orangtuanya.

Ia pernah dilatih oleh sang ibu tidak sampai setahun.

Setelah itu, Rahmat dilatih oleh sang ayah.

Sharon Liman Santoso dan Tannya Roumimper

Seusai Billy Islam dan Hardy Rachmadian berhasil meraih medali emas dalam nomor Men's Doubles, giliran duet Sharon Liman Santoso dan Tannya Roumimper yang meraih emas di nomor Women's Doubles.

Sharon dan Tannya mengumpulkan total 2.552 poin untuk meraih medali emas, Rabu (4/12/2019).

Raihan Sharon dan Tannya mengulang raihan manisnya.

Mereka adalah peraih medali emas di SEA Games 2017 Malaysia.

Sharon Liman Santoso

Peboling kelahiran 24 Oktober 1981 ini bernama lengkap Sharon Adelina Liman Santoso.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Sharon lahir di keluarga yang mencintai boling.

Sejak kecil, Sharon dan kedua saudaranya sering bermain boling bersama keluarganya.

Siapa sangka, peraih medali di berbagai kejuaraan boling internasional ini dulunya justru tidak menyukai boling.

Sharon menganggap kala itu boling hanya melempar-lempar bola.

Akan tetapi, saat mengikuti kejuaraan boling junior, dirinya justru menang meski tanpa latihan.

Semenjak saat itu, Sharon menekuni dan giat berlatih hingga menjadi peboling andalan Indonesia.

Selain meraih medali emas di SEA Games 2017 dan SEA Games 2019, Sharon juga memiliki prestasi di kancah dunia.

Tercatat dalam 2019seagames.com, ia pernah meraih medali perunggu dalam gelaran World Bowling Championship 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Peraih peringkat kelima di Asian Games 2014 ini turun di lima nomor dalam SEA Games 2019, yaitu :

1. Bowling Singles Event ( F )

2. Bowling Doubles Event ( F )

3. Bowling Masters Event ( F )

4. Bowling Team of 4 ( F )

5. Bowling Mixed Doubles ( B )

Tannya Roumimper

Tannya Roumimper merupakan peboling berusia 29 tahun yang lahir pada 10 November 1990.

Catatan 2019seagames.com, Tannya sebelumnya pernah menyabet peringkat kedua di USA PWBA 2019.

Sementara itu, pada SEA Games 2017 Malaysia, dirinya berhasil menyumbang medali emas dan medali perak.

Tannya juga pernah meraih medali perak dalam ASHGABAT ASIAN INDOOR GAMES tahun 2017.

Penelusuran Tribunnews, Tannya kini menetap di Amerika Serikat.

Tannya diketahui tengah menempuh studi MBA di Mount Mercy University, Cedar Rapids, Iowa hingga tahun 2020 mendatang.

5. Billy Muhammad Islam dan Hardy Rachmadian

Duet keduanya dari cabang Bowling nomor Men's Doubles, berhasil mengumpulkan total 2.592 poin untuk meraih medali emas.

Billy dan Hardy berhasil mengalahkan pasangan Thailand dan Malaysia.

Thailand mendapat perak melalaui Atchariya Cheng dan Surasak Manuwong.

Sementara Malaysia meraih perunggu melalui pasangan Malaysia Al-Hakim Tun Luqman dan Muhammad Rafiq Ismail.

Profil Billy Muhammad Islam

Billy merupakan atlet muda berusia 22 tahun yang lahir pada 30 Maret 1997.

Meski masih muda, Billy nyatanya memiliki pengalaman dan prestasi yang membanggakan.

Dalam catatan 2019seagames.com, edisi SEA Games sebelumnya di Malaysia Billy menyumbang medali perak.

Selain medali perak di SEA Games Malaysia, di tahun yang sama Billy meraih medali perak di Turkmenistan Asian Indoor.

Sedangkan tahun 2018, Billy juga meraih medali perak di kejuaraan dunia Hongkong World men Bowling.

Billy juga pernah membela Indonesia di ajang SEA Games 2015 Singapura.

Beberapa prestasi lain Billy di level internasional pun membanggakan.

Sementara di SEA Games 2019 Filipina kali ini, Billy turun di lima kelas, yaitu:

1. Bowling Singles Event ( M )

2. Bowling Doubles Event ( M )

3. Bowling Masters Event ( M )

4. Bowling Team of 4 ( M )

5. Bowling Mixed Doubles ( B )

Profil Hardy Rachmadian

Sementara itu Hardy Rachmadian, merupakan atlet berusia 30 tahun yang lahir pada 20 Juni 1989.

Dalam catatan prestasinya, Hardy pernah mendapat medali perak di SEA Games 2017 Malaysia.

Selain itu, dirinya juga mendapat medali perak dalam kejuaraan dunia Hongkong World Men Bowling 2017.

Sementara itu, atlet asal Riau ini juga turun di lima nomor pada SEA Games 2019 Malaysia.

1. Bowling Singles Event ( M )

2. Bowling Doubles Event ( M )

3. Bowling Masters Event ( M )

4. Bowling Team of 4 ( M )

5. Bowling Mixed Doubles ( B )

6. Rifda Irfanaluthfi

Atlet senam putri, Rifda Irfanaluthfi menyumbangkan medali emas ke-12 bagi Indonesia pada perhelatan SEA Games 2019, Selasa (3/12/2019).

Rifda Irfanaluthfi memperlihatkan penampilan terbaik di nomor vault atau meja lompat senam artistik.

Atlet senam Indonesia Rifda Irfanaluthfi, penyumbang emas ke-12 bagi Indonesia di SEA Games 2019.
Atlet senam Indonesia Rifda Irfanaluthfi, penyumbang emas ke-12 bagi Indonesia di SEA Games 2019. (Instagram @rifda_irfanaluthfi)

Sebelumnya, Rifda telah menyumbangkan medali perak bagi Indonesia di nomor All Around.

Inilah sosok Rifda Irfanaluthfi, atlet senam yang persembahkan medali emas ke-12 untuk Indonesia:

Profil Rifda Irfanaluthfi

Rifda Irfanaluthfi atlet asal DKI Jakarta.

Wanita kelahiran Jakarta, 6 Oktober 1999 telah mengikuti kompetisi dalam senam artistik sejak berusia enam tahun.

Dikutip dari gymnastics.sport, mengaku sempat berganti sekolah dasar beberapa kali untuk menyesuaikan dengan jadwal latihannya.

Pernah alami cedera

Rifda Irfanaluthfi pernah mengalami cedera pada juli 2018 lalu.

Ia mengalami cedera lutut saat pendaratan yang buruk selama babak kualifikasi di Piala Tantangan Dunia 2018 di Mersin, Turki.

Rifda Irfanaluthfi direkomendasikan oleh tim dokter untuk melakukan terapi dan pelatihan ringan dalam rangka persiapan menghadapai Asian Games 2018 di Indonesia lalu.

Berstatus PNS

Wanita yang suka mengganti gaya rambutnya di setiap turnamen ini selain sebagai seorang atlet senam dia juga bekerja sebagai pegawai negeri di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Alasan memilih olahraga senam

Rifda Irfanaluthfi mengaku dirinya suka ketinggian dan semua olahraga yang menguji adrenalin.

Saat sang ibu membawanya ke Sekolah Olahraga di Ragunan, ia tertarik melihat siswa yang sedang berlatih trampolin.

Sejak saat itu, dirinya memutuskan untuk berlatih senam.

Rifda Irfanaluthfi mengaku dirinya tengah berambisi untuk bersaing mengikuti Olympic Games di Tokyo, 2020 mendatang.

Berikut adalah foto-foto Rifda Irfanaluthfi, saat mengikuti perlombaan senam.

Rifda Irfanaluthfi
Rifda Irfanaluthfi (INSTAGRAM/@rifda_irfanaluthfi)

(TRIBUNNEWS.COM/Nanda Lusiana Saputri/Wahyu Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas