Tak Biasa, Komunitas Off Roader Ini Pilih Malam Jumat Kliwon Arungi Medan Gunung Merapi
Rupanya, ada alasan tersendiri mengapa malam jumat kliwon dipilih sebagai waktu untuk off road menikmati suasana kaki Gunung Merapi.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Sensasi Off Road di Gunung Merapi pada Malam Jumat Kliwon
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kawasan wisata Merapi biasanya ramai dikunjungi saat pagi hingga sore hari.
Wisatawan lokal maupun internasional berburu oleh-oleh atau hanya sekadar ingin merasakan sensasi sejuknya kaki Gunung Merapi. Salah satu aktivitas yang biasa dilakukan di Merapi adalah off road.
Biasanya off road dilakukan di siang hari atau di saat matahari masih menampakkan diri, maka tidak dengan yang satu ini. Off road justru dilakukan di malam hari.
Untuk mengembalikan kemegahan Gunung Merapi usai erupsi pada tahun 2010, sekelompok penggemar wisata menginisiasi off road merapi di malam hari.
Uniknya, off road ini tidak dilakukan setiap malam. Off road Merapi di malam hari hanya dilakukan saat malam Jumat Kliwon.
Rupanya, ada alasan tersendiri mengapa malam jumat kliwon dipilih sebagai waktu untuk off road menikmati suasana kaki Gunung Merapi.
“Kami nguri-uri kebudayaan, kalau jumat kliwon, kalau orang-otang dulu itu tirakat, dia kayak berpantang dan berpuasa untuk selalu berjaga di malam sampe pagi. Nah masa-masa prihatin itu atau ‘perih ning ati’ itu ada berbagai laku, ada yang jalan (mlaku), ada yang semedi, kendurian, nah kita laku tapi agak modern pakai mobil, tapi tanpa mengurangi kesakralan malam jumat kliwon,” ujar Piyo, seorang penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road, Kamis (26/12/2019).
Peserta off road akan berangkat pukul 9 malam dari Morolejar dan akan sampai di Banker Merapi pada pukul 4 pagi keesokan harinya untuk melihat keindahan matahari terbit atau sunrise dari ketinggian.
Ia mengatakan bahwa selama itu, peserta off road tidak berada di mobil off road terus menerus. Melainkan akan mendirikan camp di salah satu titik di kaki Gunung Merapi untuk beristirahat.
Menjadi salah satu tujuan bagi penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road untuk meningkatkan perekonomian warga di kaki Gunung Merapi.
Salah satu upayanya adalah dengan membeli bekal di warung milik warga serta memanfaatkan warga sebagai penunjuk jalan.
“Kami libatkan warga untuk track jalan, jadi kita juga bisa mendorong perekonomian di sana,” ujarnya.
Saat ditanya soal sensasi yang dirasakan, Piyo tak menutup mata bahwa beberapa kali ia sempat merasakan sejumlah hal yang aneh. Namun, hal tersebut tidak menutupi keinginannya untuk melakukan off road merapi malam jumat kliwon.
“Karena itu jumat kliwon kadang-kadang ya ada merinding-merindingnya, ada suara-suara yang kita tahu Merapi kan cerita legenda yang sangat luas, ya menakutkanlah menegangkan. Di samping treknya ya menegangkanlah,” tuturnya.
Namun, tujuan utama dari off road merapi di malam hari ini semata-mata untuk mengembalikan wisata malam di Gunung Merapi yang sempat redup akibat erupsi pada 2010 silam.
Banyak orang yang merasa takut dan tidak aman untuk berwisata malam di Merapi lantaran kejadian memilukan tersebut.
“Pasca-erupsi sampai hari ini kan tidak baik-baik saja. Orang masih belum sembuh dengan trauma erupsi merapi,” ujar Joko MKT, salah seorang penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road.
Tak hanya itu, wisata ini juga memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa off road bukanlah suatu hal yang ekstrim.
Untuk memberikan kesan tersendiri, pihaknya menggunakan berbagai macam nama sayuran sebagai julukan dari mobil off road yang sedang digunakan, seperti gambas, sawi, pare, dan jembak.