Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Jadi Guru Tamu Belajar di Rumah, Pebasket NBA Boston Celtics Kasih Motivasi Siswa di Indonesia

Percakapan itu dilakukan Enes dari Chicago, Amerika, via aplikasi Zoom kepada siswa-siswi SMP dan SMA mitra Eduversal di seluruh Indonesia

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Jadi Guru Tamu Belajar di Rumah, Pebasket NBA Boston Celtics Kasih Motivasi Siswa di Indonesia
DOK. EDUVERSAL
Enes Kanter, pemain profesional NBA hadir sebagai guru tamu atau guest teacher untuk berbagi inspirasi kepada para siswa melalui aplikasi Zoom (11/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebasket elite NBA, Enes Kanter memberikan motivasi kepada siswa-siswa di Indonesia yang kini tengah menempuh pembelajaran daring di rumah.

Pemain Center Boston Celtics ini meminta para siswa tetap fokus meraih cita-cita meski di tengah kesulitan dengan adanya wabah virus corona saat ini.

"Kalian senantiasa menjaga keamanan dan kesehatan diri, juga orang yang kalian cintai. Tetaplah belajar dengan giat dan menunjukkan yang terbaik," kata Kanter, Sabtu (11/4/2020).

Jika tidak ada yang mempercayaimu, percayalah pada dirimu sendiri, lanjut pemain andalan Boston Celtics ini.

"Banyak sekali hal yang akan mengganggumu, yang harus kamu lakukan adalah fokus dengan apa yang harus menjadi fokusmu untuk mewujudkan mimpi-mimpi indahmu," tuturnya.

Percakapan itu dilakukan Enes dari Chicago, Amerika, via aplikasi Zoom kepada siswa-siswi SMP dan SMA mitra Eduversal di seluruh Indonesia, dengan dimoderatori sekaligus penanggung jawab program tersebut, Mehmet Cetin.

Sekolah-sekolah yang berpartisipasi dalam program tersebut diantaranya Sekolah Pribadi Bilingual Boarding Depok, Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Pribadi Bandung, Semesta Bilingual School, Fatih Bilingual School, Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, Sekolah Kesatuan Bangsa, Prestige School, Banua Bilingual school, dan Sekolah Cahaya Rancamaya.

Berita Rekomendasi

Program ini juga disiarkan secara langsung melalui youtube live streaming dan diikuti tak kurang dari 500 siswa dari seluruh nusantara yang ikut berpartisipasi. Beberapa siswa juga dapat mengajukan pertanyaan kepada Enes.

Salah satunya tentang kompetisi NBA yang dihentikan karena mewabahnya Covid-19. Menanggapi hal itu, Enes menyatakan NBA adalah salah satu ajang yang bagus dan memberikan banyak kesempatan dan peluang untuk para tim yang bertanding.

"Ketika ini ditunda, tentu banyak orang yang sedih dan kecewa, banyak orang mempunyai harapan besar dan sangat mencintai permainan basket," katanya.

Namun, sesuatu yang besar sedang terjadi di dunia ini, banyak orang kehilangan keluarga, rumah, pekerjaan, bisnis yang hancur, bahkan kehidupannya. Menurut Enes, hal terpenting saat ini adalah keamanan dan kesehatan manusia.

"Barulah ketika semuanya membaik, kita bisa meninjau langkah berikutnya," sambung Enes.

Enes juga membagikan pengalamannya menjadi pebasket di NBA, dikatakannya, bermain basket di NBA, selain mewakili diri sendiri, keluarga, negara, dan juga orang yang dicintai. Menjadi pemain tim elit merupakan suatu berkah.


"Saya ingat ketika mendapat pesan balasan pertama dari NBA yang berisi “Dapatkah kita bekerja sama dan membuat nilai yang lebih baik bersama-sama.” Bergabung dengan NBA membuat saya merasa bahwa Tuhan sedang memberkahi saya dengan berkah yang banyak maka saya harus menyebarkan berkah itu, salah satunya dengan NBA Charity Works. Menjadi pemain NBA adalah berkah dan hal yang sangat menakjubkan untuk saya,” jelas Enes.

Enes juga membagikan tips bagaimana cara mengatasi kegugupan saat menghadapi orang banyak, seperti saat tampil di NBA. Ketika bermain basket, seluruh mata dunia tertuju padanya dan cara Ia mengatasi kegugupan adalah dengan latihan.

Ketika seseorang berlatih lebih baik dan lebih keras dari yang lain, ia akan mempunyai performa yang lebih baik pula dan ketika ia menunjukan permainan yang bagus, ia akan mendapatkan komentar yang positif dan itu sangat menenangkan. Banyak berlatih akan sangat membantu.

"Tapi ketika gagal, kita harus tetap fokus pada tujuan kita, jangan sampai komentar buruk mengganggu mimpi-mimpi kita. Hal yang harus dilakukan adalah bangkit, latihan lebih giat, belajar dari kesalahan sebelumnya, tampil lebih baik dan mencapai tujuan. Ketika tujuan tersebut tercapai, buat tujuan yang baru. Tujuan baru tersebut tercapai, buat yang baru lagi, begitu seterusnya," ujar pemain berusia 27 tahun ini.

Pelajaran hidup yang Enes dapat dari basket adalah jangan pernah menyerah. Basket juga menyatukan orang dari negara berbeda, warna kulit berbeda, nasionalitas berbeda, bahasa berbeda bisa bersama-sama bermain karena disatukan dengan satu bahasa yang sama, yaitu olahraga basket.

Pemain pemilik tinggi badan 211 cm ini juga berpesan agar para siswa yang belajar di rumah tetap menjaga jarak dengan lingkungannya. Jika telah dari luar rumah, langsung cuci tangan yang bersih.

"Jangan menyikapi hal itu sebagai candaan belaka. Jika ingin berolahraga, bisa dilakukan di rumah atau sekitar rumah," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas