Greysia Polii Tanggapi Santai Penundaan Olimpiade Tokyo 2020, Pilih Persiapkan Mental & Pikiran
"Biar gimana pun kemarin kan rasanya olimpiade sudah di depan mata, tiba-tiba ditunda. Jadi saya lebih jaga mood,"
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis ganda putri, Greysia Polii tanggapi santai terkait penundaan Olimpiade Tokyo 2020 akibat pandemi corona.
Seperti diketahui Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah resmi mengumumkan waktu penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tanggal 23 Juli - 8 Agustus 2021.
Tanggal tersebut berjarak satu tahun dari rencana awal yaitu 24 Juli - 9 Agustus 2020.
Penundaan ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Greysia untuk menjaga lebih moodnya.
Menurut pasangan Apriyani Rahayu tersebut, dirinya berusaha untuk menjaga peak performance-nya hingga olimpiade tahun depan.
Baca: Kepedulian Kevin Sanjaya Perangi Corona, Raket Juara All England 2017 Dibeli Raffi Ahmad Rp 40 Juta
Baca: Muhammad Rian & Jonatan Christie Bantu Korban Covid-19 Lewat Bisnis Clothing Line
Mulai dari kekuatan mental, self control dan menjaga mood-nya.
Sedangkan untuk performa secara fisik, pelan-pelan akan ia tingkatkan jika nanti sudah bisa berlatih dengan normal.
"Sekarang perasaan saya flat saja. Saya lebih mempersiapkan diri ke olimpiade tahun depan. Persiapannya lebih ke mental dan pikirannya dulu."
"Biar gimana pun kemarin kan rasanya olimpiade sudah di depan mata, tiba-tiba ditunda."
"Jadi saya lebih jaga mood, apalagi di umur saya sekarang, banyak yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan," kata Greysia dikutip Tribunnews dari laman Badmintonindonesia.org.
Selain itu peraih emas Asian Games 2014 ini mulai merasakan rindu dengan orang-orang terkasihnya akibat dibatasi bertemu.
Bahkan atlet 32 tahun ini mengatakan, terkadang ada kekhawatiran akan keselamatan mereka, namun ia hanya bisa pasrah.
Baca: Panitia Olimpiade Tokyo Harus Bekerja dari Rumah, Usai Status Jepang yang Dinyatakan Darurat
Baca: Anthony Ginting Ogah Pusingkan Penundaan Olimpiade Tokyo 2020
"Pasti mikirin keluarga, saya kangen banget sama keluarga, sahabat dan tunangan saya ha ha ha."
"Paling hanya video call dan kasih kabar. Kami sama-sama berjuang, dan perasaannya lebih enteng aja karena saya menjalani ini nggak sendirian," ungkap Greysia.
Di masa-masa karantina tertutup di pelatnas, atlet kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1987 tersebut mencoba untuk mengisi waktu dengan berbagai hal positif dengan mempelajari hal-hal baru.
Salah satunya belajar main piano, sebuah kegiatan yang sudah lama ia niatkan, tapi terbentur oleh jadwal sebagai atlet profesional yang padat.
"Memang pengin banget sejak lama, tapi nggak pernah punya waktu untuk mainin pianonya."
"Di rumah jarang, di asrama juga jarang karena selalu pergi bertanding, sedangkan di asrama kalau pulang latihan sudah capek, mendingan waktunya dipakai tidur," kata Greysia.
Leboh lanjut Greysia berharap Covid-19 segera berakhir dan tidak lupa berserah diri serta banyak berintrospeksi untuk merenung di masa-masa sulit ini.
"Saya banyak menenangkan diri, sudah kayak pasrah, berserah, dengan keadaan gini kita nggak bisa kontrol situasi di luar kemampuan kita. Lebih sering introspeksi diri," ujarnya.
Di sisi lain, Greysia beserta rekan-rekannya yang tinggal di Pelatnas Cipayung telah turut dalam memerangi Covid-19.
Kepedulian para atlet Pelatnas Cipayung ditunjukan dengan memberikan sumbang sembako.
Dalam pendistribusian sembako tersebut dilakukan oleh sebagaian besar atlet pelatnas dengan saling bekerja sama untuk mempersiapkan bantuan ini.
Para atlet tersebut diantaranya Fajar Alfian, Greysia Polii, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Rian Ardianto, Gregoria Mariska Tunjung dan masih banyak lagi.
Baca: PBSI Tunggu Keputusan BWF Terkait Jadwal Indonesia Open 2020 Super 1000
Baca: Kegiatan Anthony Ginting Selama Jalani Karantina di Pelatnas Cipayung, Jogging hingga Nonton Film
Paket bantuan sembako terdiri dari beras, mie instan, gula, minyak goreng dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.
Adapun untuk pendistribusian diwakili oleh tim dari PBSI untuk dibagikan kepada para pengemudi ojek online, tukang parkir dan mereka yang membutuhkan.
"Selain sembako, di dalamnya juga kami tambahkan barang untuk melindungi mereka saat bekerja yaitu masker dan hand sanitizer, ada disinfektan juga,"
"Harapannya supaya bantuan ini sedikit membantu mereka yang kena imbas wabah Corona."
"Kita kan nggak tahu mereka bisa makan atau enggak, misalnya kayak supir ojol yang sekarang sepi orderan," kata Fajar Alfian dikutip dari laman Badminonindonesia.org.
(Tribunnews.com/Ipunk)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.