Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Pesilat Hanifan Yudani Kusumah Cerita ke Menpora Soal Perjuangan Mati-matian di Asian Games

Hal itu ia sampiakan dalam program ngobrol santai bareng Menpora Zainudin Amali yang siarakan secara langsung melalui instagram Kemenpora

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pesilat Hanifan Yudani Kusumah Cerita ke Menpora Soal Perjuangan Mati-matian di Asian Games
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Atlet pencak silat asal Jawa Barat peraih medali emas Asian Games 2018, Hanifan Yudani Kusumah menyapa warga saat diarak dari pintu Tol Pasteur hingga GOR Pajajaran, Kota Bandung, Senin (03/9/2018). Setibanya di Bandung, Pria kelahiran tahun 1997 tersebut disambut keluarga, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jabar Ichak Phinera Wijaya dan keluarga besar Perguruan Silat Tadjimalela. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesilat andalan Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah menceritakan bagaimana dirinya awal mengenal pencak silat hingga akhirnya kini menjadi andalan Indonesia di berbagai kejuaraan internasional.

Hal itu ia sampiakan dalam program ngobrol santai bareng Menpora Zainudin Amali yang siarakan secara langsung melalui instagram Kemenpora pada akhir pekan lalu.

“Hanifan salah satu andalan kita. Nah, bagaimana Hanifan bisa masuk dan tertarik di olahraga pencak silat? Cabang olahraga bela diri kan banyak,” tanya awal Menpora.

Hanifan menjelaskan, dirinya tertarik untuk menekuni pencak silat karena orang tua dan ingin mengikuti jejaknya. Atas hal itu, dia berlatih dan memutuskan untuk berkarir di olahraga pencak silat.

“Awalnya mengikuti jejak orangtua. Berlatih, bersemangat, dan harus memiliki tekad. Kemudian ikut kejuaraan dan dipantau untuk mengikuti PON. Kemudian ikut latihan dan harus juga seleksi. Proses seleksi sangat ketat, bersaing dengan senior, dan teman sendiri,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Hanifan akhirnya lolos dan terus memulai karirnya sebagai seorang pesilat. Berbagai kejuaraan diikutinya, mulai Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga Asian Games.

“Main di PON, itu sangat luar biasa. Hanif merasa menjadi kuda hitam saat itu. Sebagai orang baru yang turun di level nasional, dan kaget. Tak sampai di situ, lalu puncaknya ikut di Asian Games. Sebelumnya, harus di seleksi lagi. Di Asian Games, kami berjuang sampai titik darah penghabisan,” terang Hanifan. 

Kemudian, Menpora bertanya ke Hanifan mengenai tradisi pencak silat sebagai warisan budaya tak benda.

Hanifan berpendapat, pencak silat saat ini perkembangannya sangat baik. Dia ingin, pencak silat bisa terus dibesarkan. 

“Pencak silat sangat baik perkembangannya. Kita ingin pencak silat ini kita besarkan. Hanifan selalu memberi arahan dan motivasi untuk adik-adik, jangan gengsi untuk belajar pencak silat. Kita jangan mau kalah dengan negara-negara lain,” jelasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas