Kecam Kasus Meninggalnya Hana Kimura, Pemerintah Jepang Ambil Tindakan Tegas Terkait Cyber Bullying
Meninggalnya Hana Kimura membuat pemerintah Jepang mengambil tindakan tegas terkait cyber bullying dan akan membuat beberapa kebijakan baru
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Meninggalnya pegulat berdarah Indonesia, Hana Kimura membuat pemerintah Jepang mengambil kebijakan keras terkait cyber bullying.
Meninggalnya Hana Kimura akibat bunuh diri, membuat banyak pihak mengutuk cyber bullying yang menjadi penyebab kuat sang petulat mengakhiri hidupnya.
Pemerintah Jepang pun juga kini mengambil tindakan tegas terkait cyber bullying.
Dikutip dari laman Kyodonews, Menteri Komunikasi Jepang, Sanae Takaichi, bersimpati terkait korban bullying dan menganggap ini sebagai isu yang serius.
"Penting untuk menyiapkan kebijakan terkait pelanggaran online seperti cyber bullying, itu akan menyelamatkan banyak korban dari kejadian yang sama, “ buka Sanae.
"Kita akan perbaharui peraturan yang nantinya akan memungkinkan menyikat semua akun palsu, minta pertanggungjawaban mereka, terutama apabila ada kasus seperti yang dialami Hana Kimura," lanjut Sanae Takaichi.
Menteri Takaichi juga mengecam keras unggahan berisi fitnah di medsos, twitter yang dibaca Hana.
Selain itu, ia ingin mempercepat proses pengungkapan informasi tentang pengirim, termasuk revisi sistem.
Bulan April, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi mengadakan pertemuan ahli untuk memulai diskusi tentang memfasilitasi pengungkapan informasi oleh pengirim, sehingga pembuat akun palsu dapat ditelusuri dengan cepat dan dilakukan penuntutan.
"Segala cara memfitnah orang lain secara pengecut dan tidak dapat dimaafkan sebagai pribadi dengan akun palsu. Kita harus segera meningkatkan moral informasi pengguna," kata politikus dari parti konservatif ini.
Undang-undang Pembatasan Kewajiban Penyedia menetapkan penghapusan informasi pelanggaran di internet dan prosedur pengungkapan informasi dari pengirim anonim.
"Untuk mencegah fitnah di internet dan untuk menangani kerusakan dengan benar, pengirim perlu mengoperasikan prosedur pengungkapan informasi dengan benar," ujarnya.
Meninggalnya pegulat keturunan Indonesia, Hana Kimura juga mendapatkan perhatian dari atlet UFC, Ronda Rousey.
Hana Kimura meninggal setelah memutuskan bunuh diri karena bullying di media sosial.
Meninggalnya Hana Kimura, yang juga merupakan pro westler ternama di Jepang mendapatkan banyak perhatian.
Dikutip dari laman Instagram Ronda Rousey, ia menyebutkan, meninggalnya Hana Kimura menggambarkan betapa mengerikannya cyber bullying di dunia maya.
Ronda juga mengutuk keras apa yang dilakukan pelaku cyber bullying dan meminta menghentikannya karena bisa berakibat buruk terhadap mental seseorang.
Untuk Hana Kimura dan keluarganya, saya sangat menyesal atas kehilangan Anda.
Tidak ada kata-kata yang mungkin bisa menyembuhkan luka ini.
Istirahat Dengan Damai Hana Kimura ...
Cyber Bullying adalah ancaman yang sangat nyata dan terus berkembang bagi kita semua sebagai masyarakat. Mengalah bukanlah kelemahan, itu manusiawi.
Jadilah kebaikan yang Anda harap Anda terima alih-alih dengan niat jahat dan abaikan Anda mencoba membalasnya.
Jangan menyebarkannya, lindungi dunia dari apa yang harus Anda tanggung alih-alih menyebarkannya
Selain Ronda, ada juga Adam Pacitti, pegulat Smack Down yang juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Hana Kimura.
Tidak ketinggalan, pegulat senior WWE, Mike Foley juga mengutuk cyber bullying yang menimpa Hana Kimura.
Pegulat Pro Jepang berdarah Indonesia, Hana Kimura (22) diberitakan meninggal dunia pada Sabtu (23/5/2020).
Kabar tersebut dibagikan oleh promotor tempat dia berkarir.
"Penggemar Star.
Kami sangat menyesal melaporkan bahwa Hana Kimura telah meninggal dunia
Mohon hormat dan beri waktu untuk proses selanjutnya, dan simpan pikiran terus beri doa untuk keluarga dan teman-temannya
Kami sangat menghargai dukungan kalian selama masa sulit ini,"
Penyebab kematian gadis berusia 22 ini memang belum diungkap.
Situs LA Times mengabarkan, jika kini muncul narasi panjang tentang dugaan cyberbullying di balik kematian Hana Kimura.
Terlihat pada media sosial Twitter, Hana Kimura menuliskan merasa lemah dan tidak ingin lagi menjadi manusia.
Baca: Sosok Hana Kimura, Pegulat Berdarah Indonesia yang Diduga Bunuh Diri karena Bullying
Baca: Rencana Comeback Liga Inggris Digoyang Virus Corona, 2 Anggota Tim Dinyatakan Positif
Baca: Thya Setya Mantan Gadis Ring One Pride MMA Kini Sedang Hamil Anak Pertama, Intip Potretnya
Dugaan Kimura mengakhiri hidup karena cyberbullying semakin menguat setelah rekan sesama pegulat memberi tanda.
Adam Pacitti mencuitkan, kematian Hana Kimura adalah sebuah tragedi.
Adam Pacitti juga menuliskan, penggunaan media sosial yang salah kaprah dapat merusak mental siapapun.
"Kematian Hana Kimura adalah tragedi mutlak.
Saya berharap ini berfungsi sebagai pengingat bahwa interaksi di media sosial dapat memiliki efek serius pada kesehatan mental siapa pun,
tidak peduli siapa mereka. Bijaklah. RIP," cuit akun @adampacitti.
Beberapa orang berpendapat, jika bullying pada Hana Kimura terjadi sejak dirinya bermain di episode terakhir Netflix Terrace House.
Pada episode tersebut, Kimura menyesalkan perbuatan rekan kamarnya, Kai yang telah merusak kostum gulatnya.
"Ini sama pentingnya dengan hidupku," kata Kimura tentang kostum mahal yang dia pegang.
Baca: Dominick Cruz Sindir Keputusan Pensiunnya Henry Cejudo di UFC
Baca: Pegulat Tetap Bertarung di Atas Darah Owen Hart, Istri Mendiang: WWE Hall of Fame adalah Sampah
Serangan balik didapat Kimura setelah mengucap hal tersebut.
Kritikkan dan kemarahan terus mengalir untuk Kimura.
Hana Kimura juga sempat memberikan like pada tweet para warganet yang mem-bully dirinya.
Sementara pada media sosial Instagram-nya, Hana Kimura mengucapkan maaf dalam tulisan Jepang.
Dilaporkan juga, Kimura mengunggah foto lengan penuh darah 13 jam sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
Tweet tersebut langsung dihapus oleh Kimura.
Hal ini menjadi dugaan kuat Kimura sengaja mengakhiri hidupnya.
Dilansir hai.grid.id, Hana Kimura sering disebut keturunan Indonesia.
Kabarnya, sang ibu, Kyoko Kimura, pernah menikahi orang Indonesia meski akhirnya bercerai.
Dari wajah, memang terlihat Indonesia.
Setelah lama hanya sekedar rumor, akhirnya konfirmasi Hana keturunan Indonesia datang dari mantan punggawa Oedo Tai, Kris Wolf.
Saat live streaming di Twitter, ada yang menanyakan apakah Hana punya darah Indonesia.
Kris dengan cepat menjawab “She does!”
Hana memulai karier gulatnya saat berusia 18 tahun, atau tahun 2015 silam.
Debut pertandingannya berlangsung pada 30 Maret 2016, di mana ia kalah oleh Reika Saiki.
Pada Juli saat bertanding di JWP, ia mendapat kesempatan untuk meraih JWP dan Daily Sports Women's Tag Team Championship bersama Hanako Nakamori.
Sayangnya, ia kalah oleh Arisa Nakajima dan Tsukasa Fujimoto.
Nama Hana mulai berkibar ketika gabung ke Stardom pada September tahun itu.
Ia gabung ke stable Oedo Tai, menyusul sang ibu, Kyoko Kimura.
Hana meraih Goddess of Stardom Championship bersama Kagetsu di Oedo Tai.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu, jadi apabila kalian memiliki permasalahan sama, jangan menyerah apalagi sampai memutuskan mengakhiri hidup.
Kalian nggak sendiri, layanan konseling bisa menjadi salah satu pilihan untuk dapat meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, bisa simak website Into the Light Indonesia.
(Tribunnews.com/Gigih/ Siti Nurjannah Wulandari/ hai.grid.id)