Rahasia di Balik Kesuksesan Petinju Legendaris Chris John Pertahankan Gelar Dunia 10 Kali Beruntun
Apa rahasia di balik kesuksesan The Dragon, Chris John mampu mempertahankan gelar juara dunia 10 kali beruntun
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda tinju Indonesia, Chris 'Dragon' John yang sempat meraih juara kelas bulu WBA dan mempertahankan gelar selama 10 kali beruntun.
Apa rahasianya?
Saat berbincang dengan media secara virtual, Chris John berbagi tips agar dapat meraih prestasi.
Baca: Cerita Legenda Tinju Nasional Chris John: Banting Setir dari Wushu Hingga Juara Kelas Bulu WBA
Pria yang lahir di Banjarnegara 14 September 1979 itu mengatakan, semua orang dapat meraih prestasi asalkan apa yang ditekuni dijalankan dengan fokus dan memiliki semangat pantang menyerah.
"Benar, ketika itu saya mempertahankan gelar 10 kali berturut-turut. Tips dari saya, intinya kita harus fokus. Pada saat persiapan. Biasanya jelang bertarung di atas ring, kita ada persiapan selama dua bulan dan itu saya sudah ada di camp untuk menjalani persiapan untuk melakukan program latihan," ujarnya, saat bincang bersama media melalui virtual zoom, Kamis (11/6/2020).
Baca: Kasus Baru Covid-19 Meningkat, Praktisi Kesehatan Sarankan Ganjil Genap Tidak Diterapkan Dulu
Chris membeberkan bahwa program latihan yang terskema dengan baik cukup membantu dirinya lebih kuat dari segi fisik dan mental
"Ini program latihan yang cukup baik. Pagi dan sore itu sangat bagus. Tidak terlalu diforsir. Siap secara keseluruhan tentunya," jelasnya.
Terkait perjalananya bisa menembus pertarungan internasional, Chris mengaku bahwa dirinya harus menempuh jalan panjang dengan bertarung di tingkat nasional, asia baru kemudian dunia.
Baca: Cristiano Ronaldo Akui Pemain Ini Lebih Jago Eksekusi Tendangan Bebas di Manchester United
Menurutnya, dalam perjalanan karirnya yang paling berkesan adalah ketika dirinya harus bertarung dengan petinju nasional sekaligus pertarungan tersebut menjadi yang terberat.
"Kalau di nasional tahnun 1999 saya harus merebut gelar juara nasional melawan almarhum alfarizi itu sangat berkesan. Karena itu cukup berat saya semoat dipukul keras dibagian rahang. Tapi saya berusaha bangkit dan mengeluarkan seluruh kemampuan," jelasnya.
Kemudian di tingkat Asia, sebelum menapakkan kaki menuju ajang bergengsi dunia, Chris lagi-lagi harus berhadapan dengan rekan senegaranya dan itu berhasil dilalui dengan semangat dan kerja keras yang gigih.
Baca: Marc Marquez Memang Jago Tapi Bisa Dikalahkan, Jorge Lorenzo Ungkap Titik Lemahnya
"2001 saya harus melewati satu ujian lagi. Asia Pasifik melawan rekan satu negara. Itu sangat luar biasa oertarungan PABA. Dan nama saya masuk WBA," ungkapnya.
Lalu, di tahun 2003, saat konferensi WBA di Bali, WBA ada satu nomor yang kosong dan nomor itu adalah kelas bulu, kemudian dengan semangat membara Chris terjun di kelas bulu WBA dan berhasil menjadi juara.