Lembaga BSANK Ingin Dibubarkan Presiden, Ketua BSANK Minta Evaluasi Dulu
Hari Amirullah Rachman menanggapi rencana Presiden Joko Widodo yang bakal membubarkan 18 lembaga atau badang salah satunyan BSANK
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnew.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Badan Standardisasi dan Akrediatasi Nasional Keolahrgaan (BSANK), Hari Amirullah Rachman menanggapi rencana Presiden Joko Widodo yang bakal membubarkan 18 lembaga atau badang salah satunyan BSANK.
Presiden menjelaskan alasan rencana perampingan atau pembubaran tersebut dilakukan guna mengurangi beban anggaran.
Hari Amirullah justru menyayangkan adanya rencana pembubaran. Ia pun meminta agar ada evaluasi terlebih dulu mengenai kinerja organiasasinya.
“Jadi kami sebenarnya dari BSANK menyayangkan, kalau kemudian tanpa evaluasi kemudian dibubarkan. Memang lembaga sejenis banyak tetapi yang menangani khusus keolahragaan itu tidak ada,” kata Hari saat dihubungi Tribunnews, Rabu (15/7/2020).
“Kami sih sebenarnya berharap dilakukan evaluasi dulu, apa yang sudah dihasilkan apa yang sudah dikerjakan. Kemudian juga tentu siapa saja yang sudah bekerja di dalamnya,” sambungnya.
Hari juga membeberkan bahwa sejauh ini BSANK telah berperan penting dalam memajukan olahraga Indonesia, salah satunya melakukan akreditasi terhadap 15 induk organiasai.
Tugas BSANK ke depan juga akan berat karena Kemenpora saat ini sedang menyusun grand desai keolahragaan, tanpa grand desai olahraga nasional tidak akan berpresatas di tingkat nasional, regional dan interanasional.
“Dalam Grand Desain memang kita berperan karena ini kan badan yang khusus memastikan standar keolaragaan nasional, tapi BSANK itu baru empat tahun artinya baru periode kedua, ini sekarang baru masuk periode kedua,” kata Hari.
“Periode pertama itu yang dikerjakan BSANK membangun sistem, standarisasi, banyak dokumen-dokumen yang sudah dihasilkan kemudian melakukan akreditasi terhadap 15 Induk organisasi yang di antaranya adalah PBSI, IPSI, FPTI, PABSI itu induk organiasi yang sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” jelasnya.
Sementara itu, terkait pembubaran lembaga yang tak produktif lagi, Jokowi sebelumnya menjelaskan semakin rampingnya pemerintahan, harapannya akselerasi dalam bekerja semakin baik.
Karena menurut Presiden dalam persaingan global ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, bukan lagi negara besar mengalahkan negara yang kecil.
“Saya ingin kapal itu sesimpel mungkin sehingga bergeraknya menjadi cepat. Organisasi ke depan kira-kira seperti itu. Bolak balik kan saya sampaikan, negara cepat bisa mengalahkan negara yang lambat. Bukan negara gede (besar) mengalahkan negara yang kecil, nggak,” ujarnya.