Zainudin Amali: Persiapan PON XXI Aceh - Sumut Bangun Venue Harus Berstandar Internasional
Venue yang nantinya dibuat harus berstandar internasional. Gunanya, setelah PON berakhir, venue-venue tersebut bisa dipakai untuk ajang-ajang internas
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengingatkan kepada pemerintah daerah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara agar mempersiapkan venue pertandingan sebaik mungkin untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024.
Venue yang nantinya dibuat harus berstandar internasional. Gunanya, setelah PON berakhir, venue-venue tersebut bisa dipakai untuk ajang-ajang internasional.
“Nah, hal yang paling penting adalah membangun fasilitas olahraga bukan hanya untuk tujuan jangka pendek, bukan untuk PON saja tapi untuk jangka panjang jadi tempat olahraga baik untuk pembinaan maupun untuk turnamen, kompetisi dan sebagainya. Untuk itu dari awal didesainnya harus berstandar internasional,” kata Menpora usai menyerahkan SK penetapan Aceh-Sumut sebagai tuan rumah PON XXI 2024 di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Menpora menyadari pembangunan venue dengan standar internasional akan memakan biaya besar.
Akan tetapi, hal itu ia anggap lebih efisien dibanding dengan membangun venue dengan kualitas biasa saja, dan begitu ada kesempatan menyelenggarakan event internasional malah harus menjalani renovasi.
Seperti halnya enam Stadion yang terpilih menjadi host Piala Dunia U-20 2021. Keenam Stadion tersebut termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno kini tengah menjalani renovasi.
“Jadi saya ingatkan, fasilitas-fasilitas yang dipersiapkan untuk jangka panjang berstandar internasional. Jadi bisa untuk kegiatan regional, nasional dan internasional karena sekarang tuntutannya internasional,” kata Menpora.
“Kita sekarang mengalami, saya sebagai ketua penyelenggara Piala Dunia U-20, harus renovasi venue karen stadion kita memang belum standar internasional. Nah mumpung masih awal dibuat lah standar internasional,”
“Memang ini cukup memakan biaya tapi daripada kita bangun asal-asalan karena begitu ada kesempatan menjadi tuan rumah event internasional baik multievent atau single event kita tidak harus bangun lagi. Kalau bangun lagi itu yang akan jadi lebih mahal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menteri asal Gorontalo itu juga berharap begitu penyelenggaraan PON XXI usai, venue-venue yang telah dibangun tetap dirawat dan dijaga.
Pengelola pun harus pandai mendapatkan pemasukan sehingga tidak bergantung pada APBD untuk merawat venue-venue tersebut.