Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Dicky Kamsari Ingin Bina Kuda Pacu di Bali

Komunitas pencinta olahraga berkuda ketangkasan tetap berinteraksi di tengah pandemi Covid-19. Tak terkecuali di kawasan Gunung Geulis, Bogor, di mana

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Dicky Kamsari Ingin Bina Kuda Pacu di Bali
dok pribadi
Dicky Kamsari (kanan) bersama Bibit Sucipto (tengah) dan Nico Pelealu (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Komunitas pencinta olahraga berkuda ketangkasan tetap berinteraksi di tengah pandemi Covid-19. Tak terkecuali di kawasan Gunung Geulis, Bogor, di mana terdapat beberapa klub berkuda Equestrian.

Di sini setidaknya ada tiga klub berkuda ketangkasan. Yakni, JN Stud Stable, Kurnia Stable, dan Andalan Stable. JN Stud, yang dimiliki oleh Jose Rizal Partokusumo, tampaknya yang paling lama. Disusul kemudian Kurnia Stable, milik Fatchul Anas, dan yang terakhir, Andalan, milik Dicky Kamsari.

Walau relatif baru namun popularitas Andalan Stable melambung sesuai dengan ketenaran nama pemiliknya. Dicky Kamsari kini dikenal luas di jagat berkuda nasional setelah dipercaya sebagai pembina berkuda ketangkasan di Sumbar, tanah kelahirannya, dan kemudian Bali.

"Andalan ini belum sampai dua tahun di Gunung Geulis," ungkap Dicky Kamsari, Jumat (11/12/2020) sore di Gunung Geulis.

Dicky Kamsari memiliki 18 kuda ketangkasan. Mayoritas untuk dressage (tunggang serasi). "Karena suka saja. Semua anak saya juga senang," kata ayah dari empat anak perempuan itu.

Sore itu, Clarista dan Tata, dua di antara empat anaknya, bergantian menunggangi "Amanda" di bawah bimbingan pelatih Nico Pelealu.

Nico Pelealu, salah satu rider legenda, dua hari dalam sepekan datang ke Gunung Geulis untuk membantu Clarista dan Tata mengakrabi kuda-kudanya.

BERITA TERKAIT

Pengprov Pordasi Bali

Setelah mengemban amanah membangkitkan equestrian di Sumbar, Dicky Kamsari kemudian dipercaya memimpin kepengurusan Pengprov Pordasi Bali. Pengusaha kontraktor ini diharapkan mampu mengejar ketertinggalan Bali yang hampir 16 tahun tak memiliki organisasi berkuda.

Pembentukan Pengprov Pordasi Bali bermula jelang berakhirnya masa kepemimpinan H. Eddy Saddak sebagai Ketum PP Pordasi di sekitar tahun 2019 lalu.

Bibit Soecipto yang saat itu menjabat sebagai Kabinpres PP Pordasi turut menginisiasi sekaligus mengumpulkan para tokoh masyarakat dan tokoh olahraga berkuda di Bali untuk bermusyawarah ikhwal pembentukan Pengprov Pordasi Bali.

Dari hasil musyawarah tersebut akhirnya diputuskan bahwa Dicky Kamsari didaulat dan mendapat amanah untuk menjadi Ketua Pengprov Pordasi Bali.

"Saat musyawarah tersebut, saya pun baru mengetahui bahwa kepengurusan Pordasi di Bali sudah vakum selama kurang lebih 16 tahun," ujar Bibit Soecipto seraya menambahkan bahwa apa yang sudah ditempuh Dicky Kamsari beserta jajarannya sudah sesuai dengan prosedur hingga mendapatkan Surat Rekomendasi dari Konida Bali, pada 5 Agustus 2020.

Pada 18 November 2020, PP.Pordasi mengirim surat bernomor 118/PP/KSB/A/XI/2020 yang ditandatangani oleh Dr.Ir Adinda Yuanita, MT, sebagai sekjen. Isinya, meminta Konida Bali melakukam konsolidasi atas kepengurusan Pengprov Pordasi pimpinan Dicky Kamsari.

Menanggapi surat tersebut, Dicky Kamsari dalam kapasitasnya sebagai pimpinan Pengprov Pordasi Bali memberikan surat balasan pada 30 November 2020. Isinya, perihal konsolidasi pengurus Pengprov Pordasi Bali.

Terdapat empat posisi dalam kepengurusan sebagai wujud konsolidasi. Yakni Ketua Dewan Pembina: AA NAB Erawan, Ketua Dewan Penasehat: AA Ngurah Panji Astika, Ketua Umum: I.G.Agung Inda Trimafo Yudha, lalu Dicky Kamsari sendiri sebagai ketua harian.

"Ke depannya, saya ingin meningkatkan pembinaan kuda pacu di Bali. Banyak yang mendorong saya membuat event-event pacuan di Pulau Dewata. Ini juga untuk meningkatkan kualitas pariwisata di sana," tegas Dicky Kamsari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas