Proses Bidding Tuan Rumah Olimpiade 2032, Indonesia Bersaing dengan Australia
Soal persaingan dengan Brisbane, Australia yang memang juga mengajukan diri menjadi host Olimpiade 2032
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari membeberkan update terbaru perihal pengajuan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Okto sapaan akrabnya mengatakan bahwa progres bidding terus mengalami kemajuan. Setidaknya ada dua agenda yang bakal dilalui KOI.
Salah satunya menjalin komunikasi dengan dengan negara-negara Asia guna mendapatkan dukungan.
“Siang ini kami akan berkomunikasi dengan PIC (Person in Charge) yang ditunjuk Thomas Bach (Presiden International Olympic Committee) melalui Zoom meeting tentang keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” kepada Tribunnews saat ditemui di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
“Lalu 15 Desember ini akan ada NOC Assembly di Oman. Jadi saya bersama delegasi NOC akan berangkat dan ini menjadi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Olympic Council of Asia (OCA) dan negara-negara NOC di Asia," dia mengungkapkan.
Lebih lanjut, Okto mengatakan pada pertengahan Januari tahun depan, pihaknya juga akan melakukan presentasi di kantor pusat IOC.
“Hal ini juga menuju komunikasi yang kami bangun karena insya Allah kami akan pergi ke headquarter IOC untuk melakukan presentasi awal pada pertengahan Januari 2021. Jadi eskalasinya meningkat terus,” ujarnya.
Soal persaingan dengan Brisbane, Australia yang memang juga mengajukan diri menjadi host Olimpiade 2032 dirinya tak terlalu khawatir karena Australia sebelumnya sudah pernah menjadi tuan rumah.
Sementara itu, menurut Okto, majunya Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 juga akan membawa kebanggaan tersendiri bagi Asia Tenggara yang belum pernah mendapatkan kesempatan tersebut.
“Kita tahu ada negara lain yang lebih awal dari kami seperti Brisbane, Australia. Tapi kita terus meyakini bahwa ini legacy yang akan dibangun. Jadi bukan hanya Indonesia, tapi Asia Tenggara karena akan jadi olimpiade dan paralimpiade pertama di Asia Tenggara,”
“Saya harus optimistis. Jadi komunikasi terus intensif dan kami ada perwakilan di London, dia yang komunikasi aktif dengan IOC,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.