Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia Usulkan Regulasi Keolahragaan Disempurnakan
Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia usulkan dilakukan Penyempurnaan Regulasi Keolahragaan.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia usulkan dilakukan Penyempurnaan Regulasi Keolahragaan.
Demikian salah satu kesimpulan akhir dari diskusi yang digelar secara webinar yang melibatkan sejumlah Cabor, minggu lalu.
Dalam Diskusi yang dipandu Eddy Fadil Rahman itu diikuti 15 Cabor yakni PP-IJBA (Jet ski), PP-Persambi (Sambo), PB-Porlasi (Layar), PP-PTMSI (Tenis Meja), PB IPSI (Pencak Silat) PB-JI (Jujitsu), PB-Fopi (Petanque), PB-PODSI (Dayung), PB-Persani (Senam), PB POBSI (Biliard) PB Perbasi (Basket), PB-Perkemi (Kempo), PB-MPI (Modern Pentathlon), PB-Pelti (Tenis Lapangan) dan PB-Porgatsi (Gateball).
Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga (Cabor) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah agar dilakukan penyempurnaan regulasi keolahragaan dalam hal ini adalah perundang-undangan beserta turunannya baik regulasi menyangkut teknis keolahragaan maupun regulasi menyangkut dukungan anggaran yang memadai bagi pelaksanaan proses pembinaan prestasi olahraga nasional.
Juru bicara Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia, Renaldi Duyoh menjelaskan bahwa penyempurnaan yang dimaksud adalah selain merubah kandungan regulasinya juga menambahkan atau menyederhanakan termasuk meniadakan regulasi teknis yang dianggap berlebihan dan tidak memberikan ruang fleksibel dalam mendukung proses pembinaan prestasi olahraga.
"Bahwa opini yang ada selama ini di pihak Kemenpora dukungan atas proses peningkatan prestasi olahraga Indonesia lebih cenderung dukungan kepada keikutsertaan atlet pada kegiatan multi even internasional seperti Olimpiade, Asian Games, Asian Beach Games dan SEA Games. Sementara kegiatan yang single even seperti Kejuaraan Dunia, Asia maupun regional kurang mendapat perhatian," jelas Renaldi yang juga Sekjen PB-IJBA ini.
Padahal, lanjut Renaldi kejuaraan single even itu juga rangkain dari proses pembinaan peningkatan prestasi atlet.
Oleh karenanya seperti dikatakan Renaldi Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia, proses kompetisi prestasi yang sangat ketat adalah di single event.
Sehingga hal ini perlu diluruskan agar secara keseluruhan proses peningkatan prestasi dapat seirama dengan apa yang dílakukan oleh induk cabor Indonesia.
Diskusi yang merupakan refleksi akhir tahun 2020 ini pada prinsipnya menindaklanjuti pernyataan Presiden Jokowi pada peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2020 lalu.
Sistem tata kelola pembinaan prestasi olahraga Indonesia saat ini dianggap tidak mampu memenuhi tuntutan prestasi olahraga untuk bersaing di tingkat dunia.
Sementara negara lainpun melaksanakan secara serius proses pembinaan para atletnya.
Presiden secara gamblang mengatakan bahwa proses peningkatan prestasi olahraga Indonesia harus dirombak total terutama pada sistem tata kelóla pembinaan keólaragaan.
Namun Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia melihat sejak adanya arahan Presiden Jokowi agar Kemenpora dan seluruh stake holder olahraga prestasi Indonesia melakukan rombak total sistem tata kelola pembinaan prestasi olahraga nasional, ternyata belum ada gerakan nyata yang dilakukan oleh Kemenpora agar arahan tersebut dilaksanakan segera.
Dalam kesempatan diskusi yang berlangsung tiga jam itu, Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia menyarankan agar Menpora dapat secara rutin melakukan komunikasi /pertemuan dengan seluruh induk cabor yang ada.
Karena selama ini induk cabor merasa kesulitan untuk melakukan audensi dengan Menpora yang sebenarnya telah ada tradisi rutin dilakukan oleh Menpora sebelumnya.
Hal ini dimaksud agar Menpora dapat mendengar dan menerima langsung masukan-masukan dari para pengurus induk cabor dalam rangka bersinergi untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia