Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Timnas Bulutangkis Indonesia Hanya Raih Satu Gelar yang Puas Kabid Binpres PP PBSI

Timnas bulutangkis Indonesia hanya mampu meraih satu gelar juara di ajang Yonex Thailand Open.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Timnas Bulutangkis Indonesia Hanya Raih Satu Gelar yang Puas Kabid Binpres PP PBSI
badmintonindonesia.org
Rionny Mainaky. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTATimnas Bulutangkis Indonesia hanya mampu meraih satu gelar juara di ajang Yonex Thailand Open.

Ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu lah yang mencatatkannya setelah mengalahkan wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-15, 21-12.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky mengaku cukup puas.

Lantaran para pemainnya hampir sembilan bulan lamanya tak merasakan atmosfer pertandingan.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Greysia Polii/Apriyani Rahayu (badmintonindonesia.org)

“Secara menyeluruh hasil dari Yonex Thailand Open cukup baik, kami berhasil dapat satu gelar, satu runner up dan dua semifinalis. Apalagi ini turnamen pertama setelah 10 bulan tidak bertanding,” kata Rionny dalam pernyataan resminya, Senin (18/1/2021).

Rionny juga menyoroti kegagalan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di laga final. Ia menilai Praveen/Melati hanya kurang beradaptasi saja dengan kondisi lapangan.

Sedangkan, Anthony Sinisuka Ginting yang kandas di semifinal oleh Viktor Axelsen dinalinya hanya kurang beruntung.

Berita Rekomendasi

“Di ganda campuran Praveen/Melati memang seharusnya bisa menang tapi mungkin adaptasi dengan lapangan pertandingan belum maksimal. Di tunggal putra, Ginting sudah bermain bagus tapi memang belum beruntung,” jelas Rionny.

Secara keseluruhan, Rionny mengatakan para pemainnya memang agak sulit menjalani pertandingan dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Seperti diketahui, Thailand memang menerapkan aturan ketat kepada seluruh pesertanya.

Mereka harus menjalani swab test secara berkala dan tak boleh bepergian selama menjalani kejuaraan di sana.

“Tidak mudah anak-anak menjalani turnamen di masa pandemi ini, protokol kesehatan yang ketat membuat mereka canggung walau tidak sampai stress,”

“Kasus positif Covid-19 di tengah turnamen kemarin membuat peraturan berubah lagi, kami jadi tidak boleh keluar walau karantina sudah 14 hari. Tapi beruntungnya sejak awal di pelatnas PBSI memberlakukan karantina sehingga anak-anak sudah terbiasa,” pungkas Rionny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas