Fakta-Fakta Menarik All England 2021, Penuh Rekor dan Kontroversi
Jepang mencetak sejarah baru dalam penyelenggaraan All England dengan mengirim enam wakil atau tiga pasang ganda yang saling berhadapan pada final
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pebulu tangkis 23 tahun ini menjadi pemain putra pertama dalam 20 tahun terakhir yang meraih dua gelar sekaligus pada All England.
Pebulu tangkis terakhir yang mencatatkan dua gelar itu adalah Kim Dong-moon (Korea Selatan).
Dia mencetak rekor tersebut bersama Ha Tae-kwon (ganda putra) dan Ra Kyung-min (ganda campuran) pada All England 2000 dan 2002.
4. Lee Zii Jia akhiri paceklik gelar tunggal putra Malaysia
Kemenangan pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, menjadi sejarah baru.
Lee mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark), dengan skor fantasis, 30-29, 20-22, 21-9.
Dalam perjalanan menuju final, pebulu tangkis berusia 22 tahun ini mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota (Jepang) pada babak perempatfinal.
Kemenangan ini tidak hanya membuat Lee memperbaiki rekor pertemuannya dengan Axelsen menjadi 2-3 untuk keunggulan Axelsen.
Tetapi, juga membuat dia mengakhiri paceklik gelar tunggal putra Malaysia pada All England selama empat tahun.
Terakhir kali tunggal putra Malaysia yang berhasil mengukir gelar All England adalah Lee Chong Wei pada 2017.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.