Rionny Mainaky: Tim Bulutangkis Indonesia Siap Ulangi Tradisi Emas di Olimpiade
Rionny Mainaky mengatakan para pebulutangkis yang akan tampil di Olimpiade Tokyo terus fokus berlatih.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky mengatakan para pebulutangkis yang akan tampil di Olimpiade Tokyo terus fokus berlatih.
Selain itu, tingginya kasus peningkatan Covid-19 membuat mereka juga sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Untuk persiapan tim Olympic Tokyo memang tidak mudah karena akhir-akhir ini ada Covid tapi situasi ini membuat para pemain jadi lebih fokus dalam menjalani persiapan,” kata Rionny dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (7/7/2021).
“Saya harap mereka bisa lebih maksimal lagi dan yang lebih penting mereka harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” sambungnya.
Rionny berharap para pebulutangkis Indonesia, pelatih dan ofisial yang akan berjuang di Tokyo bisa tampil secara maksimal.
Sehingga tradisi medali emas Olimpiade di bulutangkis bisa didapatkan.
“Saya harap kita bisa lebih maksimal lagi. Protokol kesehatan juga sangat penting,” kata Rionny,
“Saya juga harap di Olympic nanti mereka bisa tampil baik dan harapannya bisa berjuang dapatkan tradisi emas di Tokyo dan kita akan berjuang habis-habisan untuk bisa mendapatkan itu,” ujarnya.
Rencananya, tim akan bertolak ke Prefektur Kumamoto di Jepang pada Kamis (8/7/2021) pukul 23.15 WIB menggunakan maskapai Japan Airlines dengan nomor penerbangan JL5012 melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Mereka akan transit terlebih dahulu di Bandara Haneda, Tokyo selama sembilan jam sebelum melanjutkan penerbangan ke Kumamoto.
“Kami akan berangkat tanggal 8 Juli ke Kumamoto untuk adaptasi selama 10 hari sebelum ke Tokyo. Penerbangan kami lewat Haneda dan ada waktu transit sembilan jam di sana untuk mengurus berbagai macam dokumen dan lain-lain,” tutur Rionny.
“Sesampainya di Kumamoto, kami akan karantina dulu selama empat hari sebelum menjalani latihan. Saat karantina, saya berkoordinasi dengan Pak Iwan (Hermawan) sebagai pelatih fisik yang juga ikut ke sana untuk memberikan program-program latihan di kamar agar kondisi pemain terjaga dengan konsisten,” lanjutnya.
“Setelah itu, normal saja latihan fisik dan teknik. Saya berharap di sini bisa adaptasi cepat dan ada peningkatan sedikit sebelum ke Tokyo. Jadi latihannya bisa di-push sedikit. Nanti di Tokyo baru kami finishing dengan pola dan mempelajari lawan,” pungkasnya.