Hampanya Sektor Tunggal Putri Tanpa Carolina Marin di Olimpiade Tokyo 2021
Aksi ciamik dan kharismatik Carolina Marin dipastikan tidak bisa dinikmati khususnya di sektor tunggal putri cabor bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2021.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu pemandangan yang akan tak bisa disaksikan oleh para pecinta bulu tangkis dunia khususnya di gelaran Olimpiade Tokyo 2021 yakni absennya Carolina Marin.
Aksi ciamik dan kharismatik Carolina Marin dipastikan tidak bisa dinikmati khususnya di sektor tunggal putri cabor bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2021.
Hal itu dikarenakan pebulu tangkis cantik asal Spanyol malah mendapatkan cedera berupa robekan pada ligamen anterior dan meniskus di lutut kirinya, tepatnya awal Maret lalu.
Cedera yang diawali Carolina Marin didapatkan ketika akan menjalani sesi latihan dalam persiapannya menyambut Olimpiade edisi kali ini.
Baca juga: Berbekal Mahkota All England, Lee Zii Jia Mampu Bawa Malaysia Terbang Tinggi di Olimpiade
Baca juga: Jadwal Live TVRI Olimpiade Tokyo 2020 Cabor Bulu Tangkis, Nonton Penampilan The Daddies
Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itupun dipastikan harus mengubur impiannya untuk mempertahankan gelar juaranya pada edisi kali ini.
Cedera yang didapatkan Carolina Marin sejatinya bukan yang pertama kali dalam kariernya sebagai pebulu tangkis profesional.
Juara dunia tiga kali itu sebelumnya pernah mengalami cedera ACL lutut kanan pada tahun 2019.
Akibat cedera tersebut Carolina Marin terpaksa harus melewatkan kesempatan berlaga di ajang kejuaraan dunia pada tahun tersebut.
Baca juga: Olimpiade 2021: Kejayaan Ganda Putra Indonesia, Tantangan Marcus/Kevin & Ahsan/Hendra di Tokyo
Lantas siapa sebenarnya sosok Carolina Marin yang kerap kali menjadi bibir lantaran performa impresifnya di atas lapangan bulu tangkis dunia?
Dilansir laman resmi BWF, Carolina Marin lahir di sebuah kota bernama Huelva, Spanyol.
Carolina Marin menjadi salah satu pebulu tangkis yang lumayan tinggi dengan 172 cm.
Pebulu tangkis berusia 27 tahun itu mengaku mulai senang bermain lantaran faktor sahabatnya yang mengajak belajar hal baru, termasuk bulu tangkis.
"Momen itu terjadi pada tahun 2001 di Huelva, karena sahabat saya mengatakan saya suatu hari untuk pergi bersama ke aula untuk belajar olahraga baru," ujar Carolina Marin.
"Saya lalu pergi bersama kesana dan akhirnya menyukainya,".
Baca juga: Fakta Olimpiade Tokyo 2021: Ganda Putri Tanpa Emas, Beban & Tantangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Selama berkarier tentunya Carolina Marin sudah mengoleksi banyak gelar juara mulai dari turnamen, kompetisi, hingga kejuaraan.
Termasuk keberhasilan Carolina Marin meraih medali emas Olimpiade 2016 lalu juara dunia maupun juara Eropa juga.
Disinggung terkait momen tak terlupakan ketika meraih prestasi terbaik, Carolina Marin tak sungkan menyebutkan banyak turnamen.
"Kalau saya ketika menjadi peraih medali perak kejuaraan Eropa U19 2009, peraih medali emas kejuaraan Eropa ZU17 2009, peraih medali emas Kejuaraan Eropa U19 2011, peraih emas kejuaraan Eropa, peraih emas kejuaraan dunia," jujur Carolina Marin.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020: Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra Terus Dipantau Coach Naga Api
Ketika ditanya tentang ambisi terbesarnya sebagai atlet bulu tangkis, pendapat luar biasa disampaikan Carolina Marin.
Carolina Marin menegaskan ambisi terbesarnya untuk menjadi yang terbaik di dunia dengan cara menyabet semua gelar yang tersedia.
"Dapatkan medali Olimpiade, jadilah juara dunia, juara eropa, dan menjadi nomor satu dunia," tambahnya.
Debut internasional yang dijalani Carolina Marin terukir tepatnya pada ajang Brussels International U15 pada tahun 2005.
Ia masuk sebagai anggota tim nasional bulu tangkis tepatnya tahun 2007.
Dengan berbagai raihan prestasi yang dimenangkan Carolina Marin maka memang layak jika ia dipandang sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik dari tanah Eropa.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)