Para Atlet Pertanyakan Pertandingan Olimpiade Tanpa Penonton Tapi Laga Sumo Dihadiri Banyak Orang
Banyak yang mempertanyakan mengapa para penonton diizinkan untuk menghadiri acara olahraga lain di Jepang tapi untuk Olimpiade mereka tidak diizinkan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi Covid-19 memaksa hajatan olahraga bangsa-bangsa di dunia, Olimpiade Olimpiade Tokyo 2020, digelar tanpa kehadiran penonton.
Namun, keputusan panitia melarang penonton hadir dalam pertandingan-pertandingan di Olimpiade memantik kritik dan pertanyaan dari para atlet.
Banyak yang mempertanyakan mengapa para penonton diizinkan untuk menghadiri acara olahraga lain di Jepang tapi untuk Olimpiade mereka tidak diizinkan.
Baca juga: Olimpiade 2020, Rekor Fantastis di Cabor Sepakbola Wanita: Ada Skor 10-3, Pemain 43 Tahun Tampil
Hampir setiap kompetisi pada Olimpiade Tokyo 2020 akan diadakan secara tertutup setelah Pemerintah Jepang melarang penggemar datang menyusul diberlakukannya kembali keadaan darurat karena meningkatnya kasus COVID-19.
Nantinya hanya 26 pertandingan yang akan berlangsung dengan penonton karena adanya larangan tersebut.
Baca juga: Sepakbola Olimpiade Tokyo, Brasil Lumat Jerman, Richarlison Ukir Hat-trick Babak Pertama
IOC menghormati keputusan itu, tapi secara pribadi, Thomas Bach selaku presiden sangat kecewa.
Hampir 9.000 penggemar menghadiri pertandingan bisbol minggu lalu di MetLife Dome di Saitama, tepat di luar Tokyo, sementara kompetisi sumo juga telah dipentaskan di depan orang banyak.
Direktur eksekutif IOC untuk Olimpiade Christophe Dubi mengklaim pintu telah dibiarkan terbuka bagi penonton yang diizinkan masuk ke dalam venue Tokyo 2020 jika situasi COVID-19 membaik.
Tokyo telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus selama empat hari terakhir dan ada kekhawatiran nantinya Olimpiade akan menjadi klaster penyebaran virus yang mengerikan.
Baca juga: Gara-gara Bikin Lelucon Terkait Holocaust pada 1998, Sutradara Upacara Pembukaan Olimpiade Dipecat
Dubi menolak untuk berspekulasi apakah peningkatan infeksi baru baru-baru ini di ibu kota Jepang membuat pemerintah tidak mungkin membatalkan keputusannya.
"Acara olahraga lain sekarang memiliki penggemar adalah keputusan yang dimiliki oleh otoritas lokal, dan kami harus menghormatinya," kata Dubi.
"Kami telah menerima pertanyaan dari sejumlah atlet yang mengamati hal yang sama. Yang kami tahu faktanya adalah mereka telah memulihkan keadaan darurat dan kami berharap ini menghasilkan hasil yang sangat baik dalam beberapa hari mendatang." (Imadudin Adam/SuperBall)