Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kalah Dari Pasangan Nomor 1 Dunia, Pramel Akui Lakukan ‘Self Error’

Usai pertandingan pasangan ganda campuran bulutangkis Indonesia ini mengakui memang kerap melakukan kesalahan sendiri

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kalah Dari Pasangan Nomor 1 Dunia, Pramel Akui Lakukan ‘Self Error’
ALEXANDER NEMENOV / AFP
Pelati Indonesia Melati Daeva Oktavianti (kiri) dan Praveen Jordan dari Indonesia meraih tembakan dalam pertandingan perempat final bulu tangkis ganda campuran melawan Zheng Siwei dari China dan Huang Yaqiong dari China selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 28 Juli 2021 . 

Kepala pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky sangat menyayangkan tersingkirnya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Olimpiade Tokyo 2020.

Atas kegagalan tersebut, Richard mengatakan pihaknya bakal mengevaluasi Praveen/Melati terutama soal kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat.

“Nanti lepas dari itu kami akan evaluasi Praveen/Melati ke depannya. Tinggal evaluasi, atletnya harus apa, sesadar mungkin harus apa,” kata Richard Mainaky.

“Mau lebih besar lagi, mau berubah lebih baik lagi tergantung atletnya nanti,” sambungnya.

Kekalahan ini memupus harapan ganda campuran Indonesia untuk mempertahankan medali emas Olimpiade yang mereka raih di Rio de Janeiro, Brazil tahun 2016.

Baca juga: Jadwal 16 Besar Tunggal Putra Olimpiade 2021: Anthony Ginting vs Kanta Tsuneyama, Jojo vs Shi Yuqi

Kala itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses meraih medali emas pada ajang prestisius empat tahunan ini.

Meski demikian, ia akan bertanggung jawab atas kegagalan anak asuhnya di hadapan PBSI.

Berita Rekomendasi

“Apapun hasil semua itu saya yang bertanggung jawab dan saya akan pertanggungjawabkan kepada PBSI. Memang sudah seperti itu.

Apapun hasil bagus apa tidak, kita sebagai pelatih paling di depan,” kata Richard.“Jadi kami bilang bukan menyesal tapi disayangkan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Richard Mainaky menilai penampilan Praveen/Melati seharusnya bisa memanfaatkan peluang pada fase grup.

Bila keluar sebagai juara grup, mereka pun bakal mendapatkan lawan yang tidak terlalu sulit di babak perempat final.

Akan tetapi, kesempatan itu tidak bisa mereka manfaatkan lantaran kalah di laga terakhir melawan wakil Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, dengan skor 13-21, 10-21.

“Itu yang sayang tidak maksimal di kualifikasi grup. Seharusnya kan punya peluang lebih besar untuk melawan Yuta/Arisa dan menjadi juara grup. Jadi bisa menghindari (wakil China).

Cuma ya itu kita lihat mainnya kurang pas, padahal itu penentuan,” jelasnya.

Hasil ini sekaligus menambah catatan rekor kekalahan Praveen/Melati menjadi 2-8 dari Zheng Siwei/Huang Ya Qiong. (Tribun Network/bwf/jid/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas