Pemain Kelas Dunia, Peforma Jonatan Christie di Olimpiade Bikin Joko Suprianto Bingung
Kekalahan Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie, atas wakil China Shi Yu Qi di babak 16 besar menjadi pertanyaan besar bagi Joko Suprianto.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda bulutangkis tunggal putra Indonesia, Joko Suprianto menyoroti jebloknya penampilan Jonatan Christie di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Kekalahan Jojo, panggilan akrab Jonatan Christie, atas wakil China Shi Yu Qi di babak 16 besar menjadi pertanyaan besar bagi Joko Suprianto.
Pasalnya, Jojo bisa disebut kalah telak saat berlaga di Musashino Forest Sport Plaza, Kamis, 29 Juli 2021.
Jojo kalah dua gim langsung dari Shi Yu Qi dengan skor 11-21 dan 9-21.
Baca juga: Legenda Bulutangkis Joko Suprianto Soroti Peforma Jonatan Christie di Olimpiade, Ada Apa Jojo?
Baca juga: Ganda Juara Terancam Bubar, Greysia Polii Ingin Pensiun, Ini 3 Calon Pasangan Baru Apriyani Rahayu
"Jonatan itu pemain kelas dunia. Dia punya prestasi bagus di Asian Games (2018) dan beberapa turnamen," kata Joko saat berbincang dengan tribunnews.com via telepon, Rabu (4/8/2021).
"Tapi kemarin kita lihat Jonathan itu under perform, sampai bingung juga saya melihatnya. Kok seperti ini ya permainannya? Kok tidak menunjukkan pola main yang sebenarnya dari Jonathan?" sambung jawara IBF 1993 itu.
Joko menjelaskan, perlu evaluasi penyebab Jojo tampil di bawah peforma.
Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya
Penyebabnya, kata dia, bisa berbagai macam termasuk soal tekanan saat mengikuti ajang sebesar Olimpiade.
Hal lain yang lain yang bisa dievaluasi adalah mekanisme latihan dan persiapan Jojo.
"Apakah tekanan mengikuti olimpiade itu begitu besar, ataukah persiapan olimpiade di masa pandemi sekarang ini membuat latihannya kurang all out? Kita tidak tahu," kata Joko.
Baca juga: Pelatih PB Jaya Raya Lanny Tedjo: Pukulan Greysia Polii Sudah Komplet dari Kecil
Secara garis besar, di Olimpiade Tokyo 2020, Jonathan dinilai tampil jauh dari performa terbaiknya.
"Gaya dan pola permainan Jojo kemarin itu hilang. Kalau permainan hilang artinya kita juga tidak melihat kepercayaan diri dia di lapangan," ujar Joko.
"Kemarin itu lawan Shi Yu Qi itu seolah kelas Jonathan beda jauh, padahal tidak," imbuh dia.