Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Atlet Ganda Putri China yang Dijuluki Dora Ini Sempat Mengutuk saat Tanding Lawan Korea Selatan

Atlet badminton ganda putri China, Chen Qing Chen, sempat mengutuk saat lawan Korea Selatan pada Selasa (27/7/2021).

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Atlet Ganda Putri China yang Dijuluki Dora Ini Sempat Mengutuk saat Tanding Lawan Korea Selatan
Alexander NEMENOV / AFP
Pebulutangkis China Jia Yifan (kanan) melakukan pukulan di samping pebulu tangkis China Chen Qingchen dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Kong Hee-yong dari Korea Selatan dan Kim So-yeong dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Atlet badminton ganda putri China, Chen Qing Chen, menghadapi "kemarahan" Korea Selatan terkait aksinya melawan Kim Soyeong/Kong Heeyong di babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2021 pada Selasa (27/7/2021).

Korea Selatan berencana mengajukan pengaduan resmi setelah Chen terdengar mengutuk beberapa kali selama berhadapan dengan Kim/Kong.

Dikutip dari CNN, Chen terdengar meneriakkan istilah slang China populer, yang berarti "f**k" (persetan) dalam bahasa Mandarin.

Sumpah serapah itu terdengar sepanjang siaran langsung pertandingan ganda putri China vs Korea Selatan di televisi.

Chen meneriakkan kata itu setelah ia dan pasangannya, Jia Yifan, kalah di set pertama.

Pebulutangkis China Chen Qingchen (kanan) dan Jia Yifan dari China melakukan selebrasi setelah memenangkan pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Kong Hee-yong dari Korea Selatan dan Kim So-yeong dari Korea Selatan selama Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021.
Pebulutangkis China Chen Qingchen (kanan) dan Jia Yifan dari China melakukan selebrasi setelah memenangkan pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Kong Hee-yong dari Korea Selatan dan Kim So-yeong dari Korea Selatan selama Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021. (Pedro PARDO / AFP)

Baca juga: Begini Cara Olimpiade Tokyo Selamatkan Bumi dari Limbah HP Bekas

Baca juga: Pihak Keluarga Ungkap 3 Alasan Greysia Polii Ingin Gantung Raket Usai Olimpiade Tokyo

Mengutip situs resmi Olimpiade Tokyo 2021, Chen/Jia saat itu menang melawan Kim/Kong lewat rubber game dengan skor 19-21, 21-16, dan 21-14.

Sumpah serapah yang diucapkan Chen telah diliput secara luas oleh media Korea Selatan, memicu komentar luas dan banyak pihak menuduhnya berperilaku tidak sportif.

Berita Rekomendasi

Sebaliknya, warga China menanggapi aksi Chen dengan geli.

Di Weibo, warganet memuji Chen karena semangatnya yang sangat kompetitif.

"Hahaha, tidak apa-apa Chen! Kita harus membangkitkan semangat."

"Terus lakukan. Kedengarannya indah! Itu harta nasional kita."

Pada Selasa (3/8/2021), Asosiasi Badminton Korea Selatan mengatakan kepada CNN, pihaknya berencana mengajukan pengaduan resmi pada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) atas insiden itu.

Namun, hingga saat ini BWF belum memberikan tanggapannya.

Di tengah kontroversi ini, Chen mengaku memang ada pihak yang tersinggung oleh aksinya.

Namun, ia menggambarkan, kata yang diucapkannya adalah sarana motivasi selama pertandingan.

Pebulu tangkis China Jia Yifan (kiri) melakukan pukulan di samping pebulutangkis China Chen Qingchen dalam pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Greysia Polii dari Indonesia dan Apriyani Rahayu dari Indonesia selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021.
Pebulu tangkis China Jia Yifan (kiri) melakukan pukulan di samping pebulutangkis China Chen Qingchen dalam pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Greysia Polii dari Indonesia dan Apriyani Rahayu dari Indonesia selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. (Pedro PARDO / AFP)

Baca juga: Menteri Olimpiade Jepang Ucapkan Selamat untuk Greysia/Apriyani

Baca juga: Update Perolehan Medali Olimpiade 2021 - Sky Brown Peraih Medali Termuda Inggris, Indonesia ke-43

"Sebenarnya, itu hanya penyemangat diri untuk memenangkan poin," jelas Chen di Weibo.

"Aku akan menyesuaikan pengucapanku," imbuhnya.

Kata slang yang diucapkan Chen saat bertanding melawan Korea, meski dianggap tak sopan, umumnya digunakan di China untuk mengungkapkan keheranan - tidak berarti sama dalam bahasa Inggrisnya.

Chen bukanlah satu-satunya atlet China yang menggunakan kata tersebut selama Olimpiade 2021.

Atlet angkat besi peraih emas, Shi Ziyong, juga beberapa kali mengucapkan kata tersebut selama rutinitas latihan hariannya.

Untuk diketahui, Chen Qing Chen/Jia Yifan kembali berhadapan dengan Kim Soyeong/Kong Heeyong di semifinal ganda putri, Sabtu (31/7/2021), yang berakhir dengan kemenangan Chen/Jia, 21-15 dan 21-11.

Di partai final, Senin (2/8/2021), Chen/Jia harus mengakui keunggulan Greysia Polii/Apriyani Rahayu setelah kalah 19-21 dan 15-21.

Keduanya harus berpuas diri membawa medali perak dari gelaran Olimpiade.

Baca juga: Jadwal Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2021, Brasil vs Spanyol dan Meksiko vs Jepang

Baca juga: Tenaga Dikuras Lawan Antonsen, Faktor yang Bikin Anthony Ginting Kalah di Semifinal Olimpiade

Profil Chen Qing Chen

Atlet ganda putri China, Chen Qing Chen.
Atlet ganda putri China, Chen Qing Chen. (via Wikipedia)

Dilansir situs resmi Olimpiade Tokyo 2021, Chen Qing Chen lahir di Meizhou pada 23 Juni 1997.

Ia dijuliki Dora oleh penggemar badminton Indonesia karena potongan rambutnya yang mirip tokoh kartun tersebut.

Tak hanya itu, di profil Weibo-nya, Chen menuliskan nama panggilannya adalah Baobao.

Chen dan pasangannya, Jia Yifan, saat ini menempati peringkat kedua dalam daftar ranking ganda putri dunia.

Ia pertama kali berkenalan dengan badminton saat berusia empat tahun.

Kemudian di usia tujuh tahun, Chen mulai fokus berlatih badminton di Meizhou City Amateur Sport School.

Awalnya, Chen dianggap tak cocok menjadi atlet badminton karena tinggi badannya.

Namun, ia mampu membuktikan tinggi badan tak menghalanginya menjadi atlet profesional.

"Aku terlahir dengan tinggi badan seperti ini, tapi aku bisa mengimbangi kekurangan ini dengan meningkatkan kekuatanku."

"Aku sangat menyukai olaharga," kata Chen dalam wawancara di tahun 2014.

Baca juga: Walikota Nagoya Jepang Dikecam karena Lepas Masker dan Seenaknya Makan Medali Emas Olimpiade

Baca juga: Medali Olimpiade Tokyo Ternyata Terbuat dari Limbah Elektronik

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas