Upacara Penutupan Olimpiade Jepang Diwarnai Unjuk Rasa Damai di Luar Stadion Nasional
Lalu lintas sangat dibatasi namun banyak orang berhenti untuk mengambil gambar Stadion Nasional dan menonton siaran TV dengan aplikasi smartphone.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penutupan Olimpiade Tokyo yang berlangsung Minggu (8/8/2021) malam diwarnai unjuk rasa di sekitar gedung stadiun olahraga nasional Kokuritsu Gyogijo Shinjuku Tokyo.
Sedikitnya 5.000 polisi ikut mengamankan acara penutupan Olimpiade Tokyo ini.
Pengamatan Tribunnews.com, orang-orang di luar stadiun berkumpul di trotoal sekitar 500 meter tenggara Stadion Nasional, sekitar satu jam sebelum upacara penutupan.
Meskipun polisi telah berjaga-jaga, tetap saja mereka berkumpul antara lain untuk unjuk rasa memperlihatkan berbagai poster bertuliskan bahasa Inggris dan bahasa Jepang menentang Olimpiade (meskipun Olimpiade sudah berakhir).
Mereka juga berharap bisa melihat kembang api lagi sebagai tanda penutupan Olimpiade.
Lalu lintas sangat dibatasi namun banyak orang berhenti untuk mengambil gambar Stadion Nasional dan menonton siaran TV dengan aplikasi smartphone.
Baca juga: Eko Yuli Irawan Mengaku Bosan Selama Karantina 8 Hari Sepulang dari Olimpiade
"Saya memesan hotel di dekat sini karena saya pikir saya bisa melihat kembang api hari ini. Meskipun ada pembatasan lalu lintas, ternyata bisa lebih dekat daripada sebelumnya pada upacara pembukaan. Lumayan bisa motret-motret," kata seorang pria berusia 32 tahun dari Prefektur Chiba yang mengunjungi tempat tersebut pada hari upacara pembukaan.
Beberapa wanita yang berkumpul adalah wanita berusia 52 tahun yang menyiapkan spanduk dengan bahasa resmi negara-negara yang berpartisipasi dalam turnamen, "Terima kasih. Sampai jumpa lagi."
"Saya pikir para pemain tidak dapat menikmati Jepang hanya dengan bolak-balik antara stadion dan hotel. Saya menghabiskan tiga hari mempersiapkan untuk menyampaikan perasaan saya terima kasih kepada mereka. Maaf saya tidak bisa mendekati tempat. Saya ingin Anda mengunjungi Jepang lagi ketika virus corona telah mereda," harap wanita itu.
Di sisi lain, trotoar di Distrik Shibuya, yang lebih dekat ke stadion, dipenuhi lebih banyak orang, dan di beberapa tempat sangat padat sehingga tidak bisa bergerak.
Selain itu, aksi unjuk rasa oleh kelompok warga yang menentang Olimpiade diadakan di sekitar venue, dan sekitar 70 orang menggenggam ke atas papan bertuliskan "Tindakan terhadap corona lebih penting daripada Olimpiade" dan memberikan berbagai seruan.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.