Kemenpora Bakal Tempatkan Cabor Unggulan Dalam Training Center
Kemenpora kini tengah mematangkan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guna menghasilkan prestasi olahraga yang lebih baik di tahun-tahun mendatang, Kemenpora kini tengah mematangkan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Menpora Zainudin Amali sebelumnya menjelaskan dasar dari hadirnya DBON yakni agar kedepan prestasi olahraga Indonesia diciptakan melalui pembinaan yang terencana atau by design bukan lagi prestasi yang didapatkan secara tak sengaja.
Untuk itu, dalam DBON yang kini tinggal menunggu Perpres, cabang olahraga potensial bakal ditempatkan dalam satu area training center yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR.
“Jadi kami dorong mereka dan dalam DBON ada cabang olahraga unggulan yang kami tempatkan dalam training center sekarang ini akan dibangun, tapi bukan kami yang bangun. Di situ tempatnya lengkap kalau sekarang kan Pelatnas-Pelatnas terpisah, nah di sana ada tempat menginap atlet, pelatih. Kebetulan kami punya tempat di Cibubur, RSON akan kita ubah menjadi pusat sport science,” kata Menpora dalam forum diskusi yang diadakan FMB9, Rabu (11/8/2021).
“Kita ikuti negara-negara yang sudah maju olahraganya di situ ada psikologinya, kemudian atlet yang sekolah kami perhatikan apa kebutuhan mereka sehingga mereka tetap fokus latihan,” lanjutnya.
“jadi mulai dari fisik, taktik, strategi dan mental itu semua akan kami lengkapi. Intinya itu dibentuk supaya mereka siap secara fisik dan mental,” jelas Amali.
Lebih lanjut, Politikus asal Golkar itu sebelumnya juga sempat menjelaskan ke depan Olimpiade bakal jadi sasaran utama prestasi olahraga Indonesia.
Guna memberikan prestasi maksimal di ajang empat tahunan itu, Menpora menekankan faktor mental sangat penting dan hal itu terlihat sekali saat atlet Indonesia tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
“Satu catatan di Olimpiade Tokyo pengaruh mental luar bisa karena Olimpiade ini berbeda dengan kejuaraan-kejuaraan lainnya, mungkin kalau kejuaraan lainnya pada cabor tertentu pertandingan hari ini kalah, bulan depan bisa ketemu dan bisa balas kekalahan, jadi mental tidak berat,”
“Tapi kalau Olimpiade baru bisa ketemu empat tahun lagi itupun kalau bisa bertanding, dan lolos kualifikasi. Jadi tekanan di olimpiade tekanan secara mental jauh lebih berat dan besar ketimbang kejuaraan lainnya,” pungkasnya.