Sebanyak 108 Pegulat Berlaga di PON XX 2021 Papua, Heru Pujihartono Mundur dari PGSI DKI Jakarta
Sebanyak 108 pegulat dipastikan berlaga di PON XX 2021 Papua. Ke-108 pegulat berasal dari 15 provinsi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 108 pegulat dipastikan berlaga di PON XX 2021 Papua. Ke-108 pegulat berasal dari 15 provinsi, terdiri dari 90 pegulat yang lolos dari babak prakualifikasi sekaligus kejurnas pada 2-5 November 2019 di Jakarta, dan 18 pegulat tuan rumah yang langsung lolos tanpa ikut babak prakualifikasi. Kompetisi gulat PON XX 2021 digelar pada 8-14 Oktober di Merauke.
Menurut keterangan Yahya Madjid, Technical Delegate (TD) gulat PON XX 2021, jumlah 108 pegulat di PON XX 2021 Papua lebih sedikit dibanding yang berkompetisi pada PON 2016 di Bandung yang berjumlah 168 atlet.
“Kita sudah berusaha untuk menambah kuota dari pegulat hasil babak prakualifikasi di Jakarta, namun tidak bisa,” jelas Yahya Madjid, Jumat (27/8/2021).
Dari 108 pegulat yang berlaga di PON XX 2021 Papua tersebut, lima di antaranya berasal dari DKI Jakarta. Kelima pegulat lolos dari babak prakualifikasi.
Tim Gulat DKI Jakarta dimanajeri oleh H. Heru Pujihartono, yang juga Wakil ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta. Heru, penyandang Dan-1 karate, dibantu oleh Agung Nugraha Santosa sebagai asisten manajer.
Kelima pegulat DKI Jakarta adalah Andika Sulaeman (gaya grego/77 kg, M.Rudiansyah (gaya grego/87 kg), Nur Rusli (gaya grego/130 kg), Rudi Hariyanto (gaya bebas/125 kg), dan Selfi Ajeng Safitri (gaya bebas/50 kg). Kelima pegulat DKI Jakarta ini selama beberapa bulan terakhir berlatih serius di GOR PPOP Ragunan, Jaksel, ditangani oleh pelatih Antoni Timbul Romulo dan Dedy Rukmana.
“Mereka berlatih setiap hari,” ungkap H. Heru Pujihartono.
H. Heru Pujihartono berharap, kelima pegulat Jakarta yang berlaga di Merauke semuanya kembali ke ibu kota dengan membawa medali, terutama medali emas.
Andalan utama pegulat Jakarta untuk menggondol medali emas adalah Andika Sulaeman di gaya grego kelas 77 kg. Andika, yang tampil di pentas gulat Asian Games 2018, dipastikan menjadi unggulan.
Sayangnya, kepada media Heru juga menyatakan jika dia kemungkinan besar tidak bisa mendampingi para pegulatnya berlaga di Merauke, Papua, itu. Heru mengatakan jika dia mesti fokus pada apa yang wajib diutamakannya sekarang ini. Yakni, membuat perusahaan kateringnya, Nendia Primarasa, tetap eksis.
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan memukul banyak sektor, termasuk katering. Nendia Primarasa terkena dampak dari larangan untuk menggelar pernikahan atau pesta apa pun.
“Tentu semua berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan semua kembali merasa nyaman,” katanya.
Karena itu pula Heru tak sekadar tidak bisa mendampingi para pegulatnya berlaga di pentas PON XX 2021, akan tetapi juga kemungkinan harus mengundurkan diri dari kepengurusan Pengprov PGSI DKI Jakarta.
Rencana pengunduran dirinya akan disampaikan dalam waktu dekat kepada Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta, Gian Sitorus.