Penjelasan Menpora Soal Maksud Perkataannya Terkait Fajar/Rian yang Viral dan Heboh di Medsos
Menpora Zainudin Amali menjelaskan soal perkataannya yang menyebut Fajar/Rian kurang dikenal.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menjelaskan perihal adanya potongan video yang dianggap dirinya tak mengenal Fajar Alfian/Rian Ardianto dan menjadi perbincangan warganet.
Menurut Menpora, apa yang disampaikan warganet tersebut salah, justru dirinya memuji kualitas dan pembinaan atlet yang dilakukan PBSI.
Potongan video itu muncul pada acara "Sapa Indonesia Pagi" di Kompas TV, Selasa (19/10) pagi.
Baca juga: Kata Anthony Ginting Soal Keputusan Kontroversial Umpire, Postur Tinggi Axelsen Bikin Kewalahan
Pada acara tersebut Menpora Amali mengomentari pasangan ganda putra Indonesia Fajar/Rian yang pada laga final tersebut turun lebih dulu dibandingkan Marcus/Kevin.
Bahkan Menpora Amali sendiri memuji penampilan kedua pemain tersebut yang mengantarkan kemenangan kedua untuk Indonesia atas Tiongkok.
“Mana berita tentang Fajar dan Rian yang tidak dikenal itu? Padahal yang saya maksudkan itu, saya memuji strategi pelatih ganda putra kita karena menurunkan Fajar dan Rian yang mungkin saja pihak lawan belum terlalu mengenal permainan mereka, karena posisi rangking pasangan ini di bawah Markus/ Kevin atau Hendra/Ahsan yang sudah menempati peringkat atas atau pola permainannya sudah sangat dikenal oleh lawan,” kata Menpora Amali.
Baca juga: Menpora Minta Maaf, Bendera Merah Putih Tak Bisa Berkibar di Piala Thomas 2021, Buntut Sanksi WADA
Justru Menpora Amali memuji regenerasi atlet yang ada di PBSI.
“Saya juga mengapresiasi PBSI yang sudah mempersiapkan lapisan pemain yang akan mengisi posisi ganda kita yang sedang berada di posisi atas itu bila sudah pensiun nanti. Itu saja sebenarnya yang saya jelaskan,” jelas Menpora.
Menpora Amali mengapresiasi kerja PBSI, kerja tim di kepengurusan yang baru yang sudah mampu melakukan penataan tata kelola organisasi dan membenahi pembinaan bulutangkis ke arah yang lebih baik.
“Ini beberapa hal yang membuat saya senang di kepengurusan yang baru Pak Agung Firman sudah mampu melakukan tata kelola PBSI yang baik,” tutur Menpora Amali.
Lebih lanjut, Menpora Amali menilai PBSI saat ini sudah bergerak ke arah pembinaan atlet elite nasional, sehingga ukuran Olimpiade, Thomas Cup, All England menjadi pantauan pemerintah sejauh mana pembinaan cabor bulutangkis ini yang ditempatkan dalam cabor unggulan pertama dalam DBON.
“Untuk mendapatkan talenta atlet dengan performa tinggi dibutuhkan waktu panjang setidaknya 10 ribu jam atau 10 tahun. Saya selalu melihat bagaimana progres ini berjalan untuk menunjang DBON dan persiapan Olimpiade Paris 2024 mendatang,” katanya.