Tim Kriket Putri DKI Jakarta Menurun Raihannya di PON Papua Kata Fernandes Nato
Tim Kriket Putri DKI Jakarta berhasil menyumbangkan tiga medali pada PON XX Papua 2021. Satu medali emas dari nomor super eight
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim Kriket Putri DKI Jakarta berhasil menyumbangkan tiga medali pada PON XX Papua 2021. Satu medali emas dari nomor super eight dan dua medali perunggu dari sixes serta T-20.
Meski berhasil mencapai target satu medali emas, namun tim kriket putri DKI Jakarta tetap meminta maaf karena secara tim, pihaknya menargetkan tiga medali emas di PON Papua.
Hanya saja, target tersebut urung tercapai karena banyak faktor.
Pelatih kepala kriket putri DKI Jakarta, Fernandes Nato pun mengakui, secara pencapaian, raihan kali ini agak menurun karena di PON 2016 (Jawa Barat) lalu, timnya mendapat medali emas juga di nomor T-20.
"Hanya kemarin, mungkin karena banyak faktor, terutama faktor cuaca, atlet tidak cukup performanya di semifinal T20 (vs Bali). Ya sudah berusaha dengan baik, namun keberuntungan ada di pihak Bali dalam partai yang cukup ketat," tuturnya belum lama ini.
Kekalahan atas Bali juga menyisakan tanda tanya besar bagi Fernandes, mengingat DKI Jakarta dan Bali merupakan juara pool, yang seharusnya tidak bertemu seusai penyisihan grup.
Meski menghormati kemenangan lawan, namun Fernandes tak lupa menyoroti sistem yang diterapkan di Papua.
"Nomor T20 sebenarnya nomor favorit kami. Hanya menurut saya, ada satu sistem pertandingan, yang saya tidak tahu apa ini berlaku di mana-mana. Sistem juara pul bertemu dengan juara pul itu baru saya alami di sini. Mestinya, juara pul bertemu dengan runner up. Akhirnya, saya merasa, semifinal T20 kami dengan Bali itu final terlalu dini. Karena, bukan sombong, top kriket di Indonesia ini adalah Bali dan DKI Jakarta, dan saat bertemu di semifinal, ini laga final yang terlalu dini," tuturnya.
Meski akhirnya hanya mampu membawa pulang 1 medali Emas dan dua perunggu, Fernandes menjelaskan anak asuhnya tidak boleh merasa rendah diri.
"Kami harus berbesar hati dan juga mengakui apa yang dicapai oleh tim lain. Jika ada tim yang menempati posisi pertama, berarti ada tim yang lebih baik dari kami. Jadi kami harus memberikan hormat kepada tim yang meraih prestasi lebih baik. Secara keseluruhan kami bersyukur untuk pencapaian ini. Target yang kami sampaikan di KONI memang membawa pulang minimal satu medali emas. Tetapi kan memang ada target di dalam cabor itu sendiri di dalam tim. Hanya sebagai tim yang selalu dilihat sebagai topnya kriket Indonesia, kami merasa ada sedikit yang kurang kali ini," jelasnya.
Membawa pulang satu medali emas, pihaknya pun tetap meminta maaf kepada masyarakat DKI Jakarta
"Mohon maaf kami tidak mengambil tiga emas. Tapi inilah hasil kerja keras kami, semoga hasil kerja kami bisa diterima dan harapannya, ke depannya kami bisa mengukir prestasi yang lebih baik lagi. Kami terima kasih kepada masyarakat Jakarta yang telah mengutus kami. Kami menjadi representasi masyarakat Jakarta di kriket ini, terima kasih dukungan besarnya. Kami sudah memberikan kerja baik kami di sini (Papua), hasilnya adalah satu medali emas dan dua medali perunggu. Mohon maaf karena kami tidak bisa mencapai tiga emas. Kami akan bekerja keras lagi, semoga ke depannya olahraga kriket ini bisa jadi kebanggaan masyarakat Jakarta," urainya.
Lantas, dari PON Papua, Fernandes juga menjelaskan pihaknya mendapat banyak pelajaran berharga, khususnya menyesuaikan diri dengan cuaca. Pihaknya juga memuji panitia yang sudah mempersiapkan pertandingan dengan sangat baik.
Sebagai pelatih, tak lupa ia pun turut memberikan masukan evaluasi bagi panitia.
"Bagi orang yang berkecimpung di dunia kriket, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki di kriket ini, dan itu merupakan tantangan untuk memajukan kriket ini. Contohnya, mutu wasit yang baik, sehingga pertandingan semakin baik. Jangan sampai akibat keputusan yang kurang tepat, merugikan tim tertentu," tutupnya.