Tradisi tersebut bertujuan untuk menjaga kekompakan tim sekaligus kepedulian terhadap kebersihan lingkungan venue pertandingan.

Gilang Widya pun merasa hal itu perlu dilakukan agar para punggawanya terbiasa menanamkan kebaikan dimanapun berada.

Hal itulah yang dipercaya Gilang bisa memudahkan segala hal termasuk timnya bermain kompak untuk meraih kemenangan.

“Ini dilakukan untuk menyebarkan kebaikan. Semua pemain dan ofisial ikut terlibat dalam kegiatan ini,” tutur Gilang Widya Pramana dilansir laman resmi Liga Indonesia.

“Kalau kita menanamkan kebaikan dimanapun, Insya Allah jalan kita akan dimudahkan, termasuk jalan meraih kemenangan,” imbuhnya.

Entah sebuah kebetulan atau tidak, tradisi tersebut memungkinkan para pemain Arema FC memiliki rasa kekompakan dan kebersamaan yang lebih dalam sebuah tim baik di dalam maupun luar lapangan.

Alhasil jika sebuah tim memiliki kebersamaan dan kekompakan yang kuat, jalan menuju kemenangan tampak akan semakin mudah untuk dilalui secara bersama.

Dan Arema FC barangkali sudah membuktikan bahwa rentetan hasil positif timnya bisa jadi buah hasil dari tradisi positif yang diciptakan presiden Singo Edan tersebut.

Kekompakan Arema FC akan diuji oleh Persebaya kala kedua tim saling bertarung pada pekan 11 BRI Liga 1, tepatnya di Stadion Manahan, Sabtu (6/11/2021).

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)