Konflik Lee Zii Jia dan BAM Undang Perhatian Eks Orang Nomor 1 Malaysia
Mantan PM Malaysia, Najib Razak ikut berkomentar terkait konflik Lee Zii Jia dengan BAM baru-baru ini.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
"Sebagai solusi, mungkin BAM bisa bernegosiasi dengan sang pemain dan sponsornya soal kompensasi yang rasional," ungkap Najib Razak dikutip dari laman The Star.
"Sebelum ini, mantan pemain nomor satu dunia, Roslin Hashim membayar hampir 68 ribu Ringgit dalam bentuk kompensasi di tahun 1996."
"Dia bahkan tidak dicegah untuk bermain di bawah bendera Malaysia kala itu," sambungnya.
Di sisi lain, Najib Razak juga mengerti maksud dari kebijakan BAM ini.
Menurutnya, BAM mengharapkan imbal balik dari didikan yang diberikan pada sang pemain sejak usia 13 tahun.
"Meskipun BAM bukan perusahaan komersial yang akan mengeruk keuntungan dari investasi mereka," ujar Najib Razak
"Akan tetapi, misi BAM adalah untuk meningkatkan performa para pebulu tangkis nasional dan tidak untuk tujuan komersial," lanjutnya.
Akar Masalah
Situasi pelik ini diawali dengan niatan Lee Zii Jia untuk keluar dari pelatnas Malaysia dan berkarier sebagai pebulu tangkis profesional.
Namun, keputusan pebulu tangkis berusia 23 tahun ini tak disambut hangat oleh BAM atau federasi badminton Malaysia.
Mereka tak puas lantaran Zii Jia dianggap sebagai seorang yang tak tahu balas budi.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden BAM, Sri Norza Zakaria.
"Sebagai presiden, saya jelas kecewa karena kami telah bersusah payah mencari pengganti yang layak untuk Lee Chong Wei," ucap Norza dikutip dari laman The Star.
"Semua orang, termasuk pemangku kepentingan dan berbagai pihak, telah berhasil mewujudkan hal ini,".
"Ini mirip seperti dengan saudara kandung yang ikut membantu mendanai studi saudara lain,".
"Mereka semua melakukan segalanya dengan harapan saudaranya bisa berkontribusi kembali ke keluarga,".
"Tetapi kemudian datang suatu hari ketika saudara tersebut memberi tahu bahwa dia ingin menempuh jalannya sendiri, jadi apa yang bisa kita lakukan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Guruh)