Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Konflik Lee Zii Jia dan BAM Undang Perhatian Eks Orang Nomor 1 Malaysia

Mantan PM Malaysia, Najib Razak ikut berkomentar terkait konflik Lee Zii Jia dengan BAM baru-baru ini.

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Konflik Lee Zii Jia dan BAM Undang Perhatian Eks Orang Nomor 1 Malaysia
instagram/leeziijia
Selebrasi Lee Zii Jia setelah meraih kemenangan dalam pertandingan. Mantan PM Malaysia, Najib Razak ikut berkomentar terkait konflik Lee Zii Jia dengan BAM baru-baru ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara Lee Zii Jia dengan Federasi Badminton Malaysia (BAM) masih menjadi topik hangat di Negeri Jiran.

Opini pecinta bulutangkis di Malaysia terbelah antara mendukung Lee Zii Jia atau BAM.

Perseteruan ini terdengar juga hingga para pemangku kepentingan di negara tersebut.

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, ikut berkomentar terkait masalah ini.

Momen Lee Zii Jia jawarai All England 2021
Momen Lee Zii Jia jawarai All England 2021 (instagram/ba_malaysia)

Baca juga: Dapat Sanksi 2 Tahun dari BAM, Begini Respons Lee Zii Jia

Najib Razak rupanya tak memihak siapapun dalam kasus ini.

Ia fokus memberikan solusi kepada Lee Zii Jia dan BAM untuk mengakhiri konflik.

Najib menduga, sanksi yang diberikan BAM ini berasal pengambilan keputusan yang terlalu cepat.

Berita Rekomendasi

Ia meyakinkan jika masalah ini dihadapi dengan kepala dingin, maka tak akan ada pihak yang merasa dirugikan.

Baca juga: Drama Terbaru Keluarnya Lee Zii Jia dari Pelatnas, BAM Bongkar Permintaan Ngelunjak Pemain

Mantan orang nomor satu di Malaysia ini menyarankan agar BAM meminta kompensasi berupa uang kepada Lee Zii Jia atau sponsornya.

Maksudnya, kompensasi tersebut dibayarkan agar sang pemain bisa melepaskan diri dari pelatnas bulutangkis Negeri Jiran.

Hal tersebut rupanya pernah dilakukan pada tahun 1996.

Kala itu, pebulu tangkis Malaysia bernama Roslin Hashim membayar sejumlah uang kepada BAM untuk jadi pemain profesional.

Roslin membayar biaya sekira 68 ribu Ringgit atau sekira Rp 250 juta kala itu.

Sebagai informasi, Roslin Hashim merupakan mantan pemain nomor satu dunia di sektor tunggal putra.

Najib Razak di Pengadilan Kuala Lumpur, Kamis (25/10/2018)
Najib Razak di Pengadilan Kuala Lumpur, Kamis (25/10/2018) (Mohd Rasfan/AFP)

"Sebagai solusi, mungkin BAM bisa bernegosiasi dengan sang pemain dan sponsornya soal kompensasi yang rasional," ungkap Najib Razak dikutip dari laman The Star.

"Sebelum ini, mantan pemain nomor satu dunia, Roslin Hashim membayar hampir 68 ribu Ringgit dalam bentuk kompensasi di tahun 1996."

"Dia bahkan tidak dicegah untuk bermain di bawah bendera Malaysia kala itu," sambungnya.

Di sisi lain, Najib Razak juga mengerti maksud dari kebijakan BAM ini.

Menurutnya, BAM mengharapkan imbal balik dari didikan yang diberikan pada sang pemain sejak usia 13 tahun.

"Meskipun BAM bukan perusahaan komersial yang akan mengeruk keuntungan dari investasi mereka," ujar Najib Razak

"Akan tetapi, misi BAM adalah untuk meningkatkan performa para pebulu tangkis nasional dan tidak untuk tujuan komersial," lanjutnya.

Akar Masalah

Situasi pelik ini diawali dengan niatan Lee Zii Jia untuk keluar dari pelatnas Malaysia dan berkarier sebagai pebulu tangkis profesional.

Namun, keputusan pebulu tangkis berusia 23 tahun ini tak disambut hangat oleh BAM atau federasi badminton Malaysia.

Mereka tak puas lantaran Zii Jia dianggap sebagai seorang yang tak tahu balas budi.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden BAM, Sri Norza Zakaria.

Calon bintang masa depan bulu tangkis Malaysia, Lee Zii Jia
Calon bintang masa depan bulu tangkis Malaysia, Lee Zii Jia (instagram/leeziijia)

"Sebagai presiden, saya jelas kecewa karena kami telah bersusah payah mencari pengganti yang layak untuk Lee Chong Wei," ucap Norza dikutip dari laman The Star.

"Semua orang, termasuk pemangku kepentingan dan berbagai pihak, telah berhasil mewujudkan hal ini,".

"Ini mirip seperti dengan saudara kandung yang ikut membantu mendanai studi saudara lain,".

"Mereka semua melakukan segalanya dengan harapan saudaranya bisa berkontribusi kembali ke keluarga,".

"Tetapi kemudian datang suatu hari ketika saudara tersebut memberi tahu bahwa dia ingin menempuh jalannya sendiri, jadi apa yang bisa kita lakukan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Guruh)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas