Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

MotoGP Mandalika Diadakan di Musim Penghujan Inilah Kisah Uniknya

MotoGP Mandalika, Lombok yang digelar Maret mendatang akan menyajikan keseruan dan panorama yang luar biasa.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in MotoGP Mandalika Diadakan di Musim Penghujan Inilah Kisah Uniknya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga melihat Pertamina Mandalika International Street Circuit dari Bukit Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (24/1/2022). Bukit Seger menjadi salah satu tempat wisata yang kini ramai dikunjungi wisatawan dikarenakan dapat melihat panorama Sirkuit Mandalika dan pantai dari tempat tersebut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - MotoGP Mandalika, Lombok yang digelar Maret mendatang akan menyajikan keseruan dan panorama yang luar biasa.

Pasalnya, ada alasan khusus mengapa lomba balap motor bergengsi di dunia ini digelar di musim penghujan.

Hal ini disampaikan oleh Samsul Purba, direktur teknik dan operasi Mandalika Grand Prix Association (MGPA) saat ditemui di Sirkuit Mandalika, Minggu (23/1/2022) kemarin.

"Jadi ada beberapa alasan. Pertama, Lombok di musim kemarau kurang menarik dari sisi visual. Makanya race itu direncanakan sejak awal di musim penghujan, baik di awal, pertengahan atau akhir. Dari November sampai Maret akhir untuk balap-balap yang banyak di broadcast di dunia. Kalau musim kemarau, pegunungan disekitar Mandalika tampak coklat (gersang)," ujarnya.

Itulah dasar awal pihaknya meminta ke Dorna agar balapan di gelar di musim penghujan.

Bahkan, pihaknya telah mengundang Carmelo Ezpeleta selaku direktur utama dorna sport, dan Carlos Ezpeleta sebagai managing director dorna sports untuk naik helikopter melihat secara visual area sirkuit di musim kemarau dan hujan.

Berita Rekomendasi

"Mereka senang di musim hujan. Alasan kedua, pembalap butuh tantangan. Kalau kering saja, kurang menantang, tapi kalau hujan pebalap tertantang. Itu yang membuat kami juga mempersiapkan makro tekstur track sirkuit yang nyaris sempurna dimana selisih kecepatan kering dan hujan tidak terlalu jauh," katanya.

Hal itu pun teruji saat WSBK, dimana selisih dalam satu sesi hanya 14 detik antara kering dan basah.

Padahal rata-rata sirkuit dunia memiliki selisih 50 detik.

"Jadi nyaris pembalap tidak merasakan selisihnya permukaan aspal saat basah dan kering. Jadi pebalap senang sekali, dan adrenalinnya pun keluar," tutupnya. 

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas