Perjalanan Karier Jonatan Christie, Berawal Keinginan Sang Ayah hingga Mulai Cinta Bulutangkis
Jonatan Christie ceritakan perjuangannya menjadi atlet nasional, dari keluarga kurang mampu, hingga jadi atlet muda yang lolos Pelatnas PBSI.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Husein Sanusi
Jonatan pun memulai pelatihannya sejak umur enam tahun.
Sejak pertama itu, ia dilatih bagaimana megang raket, mukul kok, skipping, hingga lari keliling komplek.
Latihan dasar tersebut ia tekuni selama enam bulan.
Setelah itu, dua tahun kemudian, ia meraih juara pertama dengan hadiah uang tunai yang tidak ia sebutkan.''
Ia hanya menekankan bahwa raihan pertama di sebuah kejuaraan tersebut yang membuatnya jatuh cinta dengan olahraga bulutangkis.
"Namanya anak kecil, juara dan dapet uang kan seneng, tapi dari situ jadi jatuh cinta dan lebih menemuki bulutangkis," tutur Jojo.
Selain mengenai kejuaraan, ia pun menceritakan tentang keterbatasan ekonomi yang dialami oleh keluarganya.
Saat itu, ia sekeluarga memutuskan untuk pindah ke daerah Jakarta Barat.
Selanjutnya, ia hidup di rumah neneknya, Ibu dari sang Ayah.
Selama hidup di sana, kebutuhan makan Jojo dijamin oleh nenek dan dibantu oleh om-nya.
Hal tersebut karena pekerjaan Ayah Jojo tidak mendukung untuk mencukupi kebutuhan gizi Jojo.
"Jadi nenek sama om waktu itu support kebutuhan kaya vitamin, susu, telor, vitamin dll," ucap Jojo.
Pernah suatu ketika ada momen di mana Ayah Jojo tidak mampu membeli makan.
"Ada nasi padang, trus si Papa kasih lauknya ke aku, pas aku tanya Papa gimana katanya udah, ternyata malah ga makan," kata atlet kelahiran 1997 itu.