Ketua PB Djarum Jelaskan Isi Perjanjanjian dengan Praveen/Melati, Langgar Komitmen Sanksi Menimpa
Ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan dikenai sanksi apabila melanggar komitmen yang telah dibuat dengan timnya PB Djarum.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin telah mengambil sikap tegas untuk menyelesaikan polemik pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Langkah yang diambil Yoppy Rosimin adalah membuat perjanjian tertulis dengan Praveen/Melati.
Perjanjian tertulis itu dibuat dnegan tujuan Praveen/Melati bisa tampil lebih baik dibandingkan musim 2021 sebelumnya.
Ia tak menampik bahwa Praveen/Melati mengalami kemerosotan dalam penampilannya.
Baca juga: Solusi Damai Lee Zii Jia Belum Puaskan Lee Chong Wei, Sebut BAM Tetap Batu Loncatan Terbaik
Baca juga: Perjalanan Karier Jonatan Christie, Berawal Keinginan Sang Ayah hingga Mulai Cinta Bulutangkis
Hal itulah yang coba ingin diperbaikinya agar Praveen/Melati tidak membuat banyak orang kecewa dengan hasil tandingnya.
Seperti diketahui, hubungan Praveen/Melati sempat buruk seiring komunikasi yang macet dan mengakibatkan perselisihan di antara keduanya.
Bahkan Praveen/Melati kini tidak lagi berlatih di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.
Keduanya telah dipulangkan ke klubnya masing-masing yakni PB Djarum sejak 18 Desember 2021.
"Kita tahu mereka mainnya seperti apa (di Indonesia Badminton Festival) dan itu membuat kecewa semua orang. Tidak hanya PB Djarum, tetapi semua yang mengerti bulu tangkis," kata Yoppy Rosimin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/1/2022) pagi WIB.
"Kami mau melindungi jangan sampai itu terjadi lagi dengan alasan apa pun. Selama ini mungkin ada hal-hal spesifik yang melatarbelakangi itu, tetapi kami tidak mau terjadi lagi," lanjutnya.
"Makanya kami punya komitmen. Itu tidak hanya di mulut, tetapi juga di atas kertas dan hatinya mereka," terang Yoppy.
Ia menambahkan, perjanjian tertulis itu juga ada konsekuensi untuk Praveen/Melati.
Pasangan ganda campuran nomor 5 dunia ini akan dikenai sanksi apabila melanggar komitmen yang telah dibuat.
Pada musim 2021 lalu, Praveen/Melati tidak bisa mempersembahkan satu gelarpun untuk Indonesia.
Pemenang All England 2020 itu tampil tidak memuaskan saat Indonesia menggelar tiga turnamen.
Dalam turnamen Indonesia Masters, Indonesia Open hingga BWF World Tour Finals 2021 yang berlangsung di tanah air tersebut, Praveen/Melati terhenti di babak-babak awal.
"Banyak konsekuensinya, akan dikenai sanksi. Banyak item-nya, tetapi tidak perlu disebut di sini," tutur Yoppy.
"Sanksi itu nantinya akan dilihat kasus per kasus. Hal terpenting adalah mereka harus bisa menjaga reputasi sebagai pemain yang menjadi andalan," tandasnya.
Apabila Praveen/Melati bisa kembali menemukan kualitas permainannya.
Maka tiga turnamen di depan mata telah menanti untuk memperbaiki musim sebelumnya.
Ketiga turnamen itu rencananya berlangsung pada Maret 2022 ialah German Open, All England, dan Swiss Open.
(Tribunnews.com/Ipunk0 (Kompas.com/Farahdilla Puspa)