Bilqis Prasista dan Syabda Perkasa, Beda Perjuangan dengan Strategi yang Sama
Syabda Perkasa Belawa dan Bilqis Prasista berhasil mencuri perhatian badminton lovers di Indonesia berkat perjuangan di Thomas dan Uber Cup 2022
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia menghadirkan kejutan dalam matchday ketiga Piala Thomas dan Uber 2022, Rabu (11/5/2022).
Baik di sektor putra atau putri, Indonesia tak mengeluarkan pebulu tangkis terbaiknya.
Rotasi pemain menjadi pilihan tim pelatih dalam menghadapi Jepang di Piala Uber dan Korea Selatan di Piala Thomas.
Memang, hasil yang diraih tim putra dan putri Indonesia berbeda.
Baca juga: Faka Menarik Piala Thomas 2022, Syabda Perkasa Jadi Pahlawan Indonesia di Laga Debutnya
Tim putra berhasil comeback dramatis atas Korea Selatan dengan skor 3-2.
Sedangkan tim putri kalah dari Jepang dengan skor 1-4.
Meski demikian, ada sisi positif yang dapat diambil dari perjuangan kedua tim Indonsia kali ini.
Satu di antaranya adalah dengan munculnya sosok Syabda Perkasa Belawa dan Bilqis Prasista.
Baca juga: Hadapi China di Perempat Final Uber Cup 2022, Hendro Santoso Minta Nita Cs untuk Nothing to Lose
Syabda Perkasa Belawa menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Korea Selatan di Thomas Cup 2022.
Sedangkan Bilqis Prasista berhasil mengejutkan dunia dengan mengalahkan pemain putri terbaik saat ini, Akane Yamaguchi.
Kemenangan yang diraih Syabda dan Bilqis barangkali tak terbayang sebelumnya oleh banyak pihak.
Memang jika dilihat dari statistik di atas kertas, keduanya belum bisa menyamai torehan sang lawan yang dihadapi hari ini.
Namun, fakta di lapangan berbicara lain.
Mereka sukses mengalahkan lawan-lawannya di turnamen bergengsi tingkat dunia.
Ada yang menarik dari kemenangan yang diraih Syabda dan Balqis ini.
Jagoan tim Thomas dan Uber Indonesia ini bak mempunyai strategi yang sama dalam mengalahkan lawan-lawannya.
Hal itu tersirat saat mereka menyampaikan kesan-kesannya setelah bertanding di ajang masing-masing.
Bagi Syabda, kunci mengalahkan Lee Yun Gyu adalah dengan berani bermain all out.
Ia tak memusingkan apakah dirinya akan kehabisan tenaga dengan meladeni permainan lawan.
Hanya ada satu cita-cita yang ada di benaknya saat itu, yaitu menggaransi kemenangan bagi Merah Putih.
"Saya nekad, ke mana bola saya kejar," ungkap Syabda dikutip dari PBSI.
"Saya terus menekan dan menyerang, tidak mikir tenaga terkuras."
"Bertarung all out," sambungnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bilqis.
Ia, dengan terharu, menjabarkan apa yang menjadi pegangannya saat bertarung dengan Akane Yamaguchi.
"Senang banget rasanya dan nggak nyangka bisa ngalahin, soalnya kan dia nomor satu dunia," ujar Bilqis.
"Pertandingan tadi yang penting main tanpa beban saja, all out, gak mau kalah."
"Semangat dulu saja pokoknya," lanjutnya.
Sekilas, strategi bermain all out memang terdengar simpel.
Namun, hal tersebut memerlukan kerja keras, stamina dan tekad yang luar biasa.
Seorang pebulu tangkis tak akan bisa bermain all out jika tak bisa menyingkirkan beban di atas pundaknya.
Syabda dan Bilqis membuktikan, mereka dapat mengubah ekspektasi dan harapan dari badminton lovers menjadi sebuah dorongan.
Yang pasti, perjuangan Syabda dan Bilqis belum usai.
Pasalnya Indonesia masih akan bertarung lagi di babak perempat final.
(Tribunnews.com/Guruh)