Indonesia Kuasai Ganda Putra Dunia, Legenda China Bongkar Cara Runtuhkan Dominasi Merah Putih
Dominasi yang diperlihatkan ganda putra Indonesia di kancah bulu tangkis dunia menuai sorotan dari salah satu legenda China yang bernama Cai Yun,
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Generasi emas sektor ganda putra bulu tangkis Indonesia memang belum ada obatnya termasuk pada periode saat ini.
Hadirnya tiga pasangan ganda putra Indonesia yang bercokol pada ranking lima besar dunia menjadi bukti kedigdayaan tim Merah Putih di sektor tersebut.
Dominasi yang diperlihatkan ganda putra Indonesia pun menuai sorotan dari salah satu legenda bulu tangkis China yang bernama Cai Yun.
Baca juga: Kejuaraan Dunia BWF 2022 - Apriyani & Siti Fadia Berpisah, Kapan Ganda Putri Pecah Telur?
Cai Yun yang pernah menjadi juara dunia empat kali mencoba membongkar celah kelemahan sektor ganda putra Indonesia.
Dilansir Sohu, Cai Yun memang mengakui bahwa dominasi ganda putra Indonesia memang tak terbantahkan di kancah bulu tangkis dunia.
Hanya saja di balik kedigdayaan tersebut, Cai Yun menganggap ganda putra Indonesia tetap memiliki kelemahan yang bisa dieksploitasi oleh pasangan lawan.
Salah satu kekurangan ganda putra Indonesia yang bisa dimanfaatkan lawan adalah kelemahan di bagian backcourt.
“Ganda putra Indonesia memiliki (daya serang) dari backcourt yang kurang baik dan performa yang tidak stabil, ” ujar Cai Yun.
“Namun mereka dapat menutupi kekurangan di backcourt melalui keunggulan di frontcourt,” tukasnya menambahkan.
Keemasan Ganda Putra Indonesia Ada Masanya
Lebih lanjut, Cai Yun percaya bahwa ada masanya keemasan ganda putra Indonesia akan tergantikan oleh negara lain nantinya.
Hal itu dianggap berbeda dengan warisan bulu tangkis China yang ia yakini lebih stabil meski berganti generasi setiap waktunya.
“Kekuatan Indonesia hanya sementara, selama kita memperkuat pelatihan teknis dan taktis kita sendiri," tegas Cai Yun.
"Dan memanfaatkan kekuatan serta menghindari kelemahan, saya yakin tidak akan terlalu lama untuk menembusnya,”