Cerita Warmia, Peraih Emas Lempar Lembing yang Ambil Klasifikasi di China dengan Biaya Sendiri
Dengan biaya sendiri, Warmia mengambil sertifikasinya di China agar bisa ikut berbagai kejuaraan. Di ASEAN Para Games 2022 ini, dia menyumbang medali
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Cerita Warmia, Peraih Emas Lempar Lembing yang Ambil Klasifikasi di China dengan Biaya Sendiri
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Warmia atlet para-atletik Indonesia yang turun di lempar lembing sukses mendulang medali emas saat tampil di kelas F44 ASEAN Para Games XI 2022 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (2/8/2022).
Sebelum tampil, Warmia mengaku tidak terlalu yakin bisa meraih medali emas lantaran di kelas F44 dirinya tak tahu kekuatan lawan.
“Sebenarnya belum ada keyakinan sih dapat emas soalnya digabung sama yang F44 jadi saya tidak pernah ketemu lawan saya, kalau pernah ketemu kan bisa ngukur. Ketemu mereka pernah cuma dilempar cakram dan peluru saja, kalau di lembing tidak ketemu jadi agak deg-degan juga,” kata Warmia.
Baca juga: Cerita Para-Sprinter Indonesia Eko Saputra Raih Emas Tanpa Pemanasan di ASEAN Para Games 2022
“Kalau main poin saya berani tapi katanya sih jadwal awal main poin yang F41 itu tidak turun. Jadi diambil yang terjauh karena F44-nya cuma satu orang, saya kan F42 jadi digabung sama F44 di atas saya,” sambungnya.
Saat perlombaan dimulai, Warmia yang awalnya sempat tak yakin justru tampil di luar dugaan.
Lemparan lembing sejauh 28,86 meter membuat dirinya meraih medali emas.
Teknik lemparan serta dukungan dari keluarga tercinta yang datang di Stadion Manahan membuat dirinya tampil semaksimal mungkin.
“Ya tadi tuh tekniknya ketemu karena kan kemarin latihan dari cakram ke peluru ke lembing tidak satu-satu jadi mungkin ototnya agak berbeda. Terus tekniknya ketemu pas momen, ingat-ingat jadi tingginya sekian tanganku harus sekian gitu. Kalau latihan kan cuma asal lempar saja karena ramai banyak kawannya,” terang wanita asal Banjarmasin tersebut.
Baca juga: VIDEO Aksi Brutal Pria Pesepakbola Hajar Wanita Wasit Hingga Terkapar, Menghantam dari Belakang
“Motivasi harus menang soalnya keluarga nonton semua kalau tidak menang malu deh. Ini pada datang yang dari keluarga sekitar sini. Kalau suami datang juga sih dari Banjarmasin,” jelasnya.
Lebih lanjut, Warmia turut menceritakan bagaimana awal dirinya fokus memilih olahraga lempar ini.
Sempat mencoba turun di atlet voli duduk, Warmia pun mengaku tak begitu menguasai lalu ia memilih kembali ke cabor lempar.
Saat kembali ke cabor lempar perjuangan Warmia sempat diuji pada tahun 2011, kala itu Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games di Solo, Warmia yang sudah fokus menekuni lempar lembing tak bisa tampil mengingat dirinya tidak masuk klasifikasinya.
Perjuangan Warmia akhirnya membuahkan hasil. Tiga tahun berikutnya, Warmia tampil di ASEAN Para Games 2014 Myanmar. Di Myanmar Warmia sukses meraih dua emas dan dua perak
Warmia bisa tampil di Myanmar setelah sebelumnya mengambil sertifikat klasifikasi di China dengan biaya sendiri.
Sertifikat klasifikasi yang diakui dunia itu membuat Warmia tak lagi mengalami kesulitan saat tampil di berbagai kejuaraan.
“Saya pernah gagal dilempar terus suruh pindah ke voli duduk cuma saya tidak bisa jadi saya fokus untuk tetap di lempar saja sampai saat Indonesia jadi tuan rumah ASEAN Para Games tahun 2011 saya kena degradasi waktu itu tidak ada klasifikasi. Jadi saya masuk di kelas apa tidak tahu sementara saya masuk di F44 tapi F44 ini ada empat orang kan tidak boleh empat orang,” cerita Warmia.
“Setelah dari Peparnas di Riau itu terus saya ke Myanmar (APG) 2014. Di Myanmar saya masuk F43 jadi saya ambil klasifikasi sendiri ke China dengan biaya sendiri, waktu ada grand prix 2014 di China. Waktu di Myanmar saya dapat dua emas dua perak ASEAN Para Games. Ini sudah klasifikasi dunia jadi tidak berubah lagi. Saya sudah pernah ikut grand prix waktu di Tunisia dan China dua kali,” pungkasnya.