Kekecewaan sang rider sudah lama berlangsung ketika mengatakan bahwa M1 nampak di set-up untuk Quartararo seorang.

Cukup beralasan apa yang dilontarkan Dovizioso. Dari empat rider yang menggawangi pabrikan Jepang itu, hanya Quartararo saja sukses tampil apik.

“Saya selalu ingin kembali ke Yamaha. Kesempatan itu muncul dengan sendirinya bagi saya untuk musim ini. Saya sangat percaya pada proyek ini dan kemungkinan melakukannya dengan baik” buka Dovizioso, dikutip dari laman Motosan.

"Namun dalam perkembangan MotoGP, saya tidak pernah nyaman dengan motornya (M1)," tambah runner-up MotoGP tiga kali tersebut.

"Untuk semua ini dan atas dukungan mereka, saya berterima kasih kepada Yamaha, tim saya dan WithU, dan sponsor lain yang terlibat dalam proyek ini," lanjut Dovizioso.

Selain tidak kunjung merasa mampu memberikan performa terbaik dengan M1 Yamaha, Dovizioso juga mendapat tekanan tinggi dari bos RNF, Razlan Razali.

Beberapa bulan sebelumnya, pria asal Malaysia itu sangat menuntut agar Dovizioso mampu finis 10 besar di setiap seti balapan, karena menganggap Dovizioso adalah pembalap berpengalaman dan seharusnya bisa lebih baik dari itu.

Keputusan Dovi pensiun mendapatkan tanggapan dari Manajer Director Movistar Yamaha, Lin Jarvis.

"Sayangnya, Andrea (Dovizioso) memiliki masalah dalam mengekstrak potensi maksimal dari M1 dan, oleh karena itu, hasilnya belum datang. Itu telah menciptakan frustrasi yang dapat dimengerti. Akhirnya, selama liburan musim panas, dia mengkonfirmasi kepada kami keinginannya untuk pensiun sebelum akhir musim," terangnya mengakhiri.

(Tribunnews.com/Giri)