Yayuk Basuki: Indonesian Olympian Associaciton Siap Mengawal Program DBON
Keberadaan Desain Besar Olahraga Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2022 semakin kokoh.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Desain Besar Olahraga Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2022 semakin kokoh.
Setelah akademisi memberikan dukungan, kini para mantan atlet Olimpiade yang tergabung dalam Indonesian Olympian Associaciton (IOA) siap mengawal program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kemenpora.
Dukungan terhadap DBON dilontarkan mereka saat mengikuti acara Forum Group Discussion (FGD) bersama para akademisi, perwakilan PB/PP dan Tim Review di Hotel Le Meridien, Jakarta, 31 Agustus - 2 September 2022.
Ketua Umum IOA, Yayuk Basuki saat menutup acara mengatakan IOA siap mengawal serta mendukung keberadaan DBON yang memiliki target prestasi dunia. Dan, dia menyebut hasil rekomendasi dari FGD juga akan disampaikan kepada Menpora Zainudin Amali setelah kegiatan berakhir.
"Nanti kita minta waktu audiensi dengan Pak Menteri, menyampaikan rekomendasi apa yang kita hasilkan pada forum diskusi ini," kata Yayuk Basuki.
Mantan atlet judo yang kini menjabat Ketua Umum PP Persambi, Krisna Bayu mengakui sebagai salah satu pelaku olahra
Dengan adanya FGD tersebut, Krisna Bayu semakin paham bahwa masukan dari para akademisi dan praktisi olahraga soal DBON sangat bagus demi kemajuan olahraga Indonesia.
"Jangan sampai IOA dan para legenda tidak dilibatkan dalam diskusi besar DBON berikutnya. Momentum seperti ini jangan langsung hilang, hanya satu kali tapi ada kelanjutannya," ujar Krisna Bayu mengomentari FGD bertema #BersamaCetakJuara.
Perwakilan dari PP PBVSI Loudry Maspaitella menyampaikan, FGD menghasilkan rekomendasi yang sangat bagus hasil pemikiran dari peserta dan menjadi sebuah aspirasi.
"Kemenpora diharapkan mau mendengarkan hasil FGD ini. Dan secara khusus harus ada monitoring dari IOA supaya rekomendasi yang dikatakan baik ini, akan ada tindak lanjut dari Kemenpora, sehingga endingnya bisa cetak juara seperti topik FGD kita sekarang," ungkap Loudry.
Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri yang hadir di acara, ikut menyampaikan soal sepak bola Indonesia. Indra bicara mengenai persiapan Piala Dunia U-20 yang akan digelar tahun depan di negeri ini.
Menurutnya, agar Timnas Indonesia bisa bersaing dengan negara lain, diperlukan program naturalisasi.
"Untuk menghadapi Piala Dunia 2023, kita takut tidak lolos, kita harus naturalisasi lima pemain keturunan Indonesia," kata Indra.
Pihaknya juga berkeinginan mengundang para legenda Olimpiade seperti Yayuk Basuki ketika akan meng upgrade Filanesia atau filosofi sepak bola Indonesia, perlu masukan dan saran dari para legenda yang pernah meraih medali, meski mereka bukan berasal dari cabang yang sama.
Anggota Tim Review, Del Asri mengapresiasi dukungan IOA terhadap DBON. "Tim Review mengapresiasi dukungan IOA untuk mensukseskan DBON," katanya.
"Kepedukian IOA sangat dibutuhkan. Mata Olympian menjadi mata kita untuk pelakansanaan DBON. Diskusi ini sangat baik dan perlu dilakukan secara rutin," timpal anggota Tim Review lainnya, Calvin Legawa.
FGD dibuka Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Chandra Bhakti pada Rabu, 31 Agustus 2022. Dia ikut mengapresiasi kegiatan FGD yang digelar IOA selama tiga hari ini.
"Ini FGD yang sangat bagus. Saya sampaikan apresiasi atas inisiatif IOA," ujar Chandra Bhakti.
Chandra juga menyampaikan soal sasaran olahraga prestasi. Menurut dia, sasaran utama dari olahraga prestasi adalah Olimliade, bukan lagi SEA Games dan Asian Games. "SEA Games, Asian Gamea hanya jadi sasaran antara," terangnya.